√ Tidak Akurnya Kucing & Tikus - Cak Akbar

Tidak Akurnya Kucing & Tikus

Daftar Isi [Tampil]

     السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

    Berjumpa lagi saudara - saudaraku dalam kesempatan yang penuh nikmat dan rahmat ini, semoga kita semua selalu Allah berikan ampunan, rahmat, dan karuniannya. Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi sebuah kisah dalam Alquran dari hasil menderes/ murojaah ayat Alquran tersebut. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa isinya Alquran itu meliputi 3 hal ;

    1. perintah dikerjakan sak pol kemampuan
    2. Larangan dijauhi sejauh - jauhnya
    3. Cerita diyakini seyakin - yakinnya 

    Kisah Nabi Nuh

    Di antara kisah Alquran tersebut yang akan saya kisahkan di sini adalah kisah Nabi dan Rosul Allah yang agung bernama Nuh Alaihissalam. Dalam kisah ini saya mengambil hadist (mursal) dari sudut pandang putrnya Nabi Nuh yakni Ham bin Nuh. Tentu saja penerimaan/kemangkulan saya akan penjelasan ayat ini saya peroleh dari guru pondok saya dulu bernama Ust. Firdaus. 

    Dimana saat itu beliau tengah menjelaskan ceritanya Nabi Nuh yang di antara kisah tersebut menceritakan asal muasal kenapa sih Kucing dan Tikus itu sering berantem. Ternyata (lanjut beliau) sebelum adanya kisah Tom & Jerry kisah tersebut sudah terjadi dari zaman nenek moyang kita mbah Nuh. Lalu belaiu menceritakan bahwa kisah tersebut terdapat dalam kitab Tafsir ibnu Katsir tatkala menceritakan dalam surat Hud ayat 36 - 39 sebagai berikut.

    وَأُوحِيَ إِلَى نُوحٍ أَنَّهُ لَنْ يُؤْمِنَ مِنْ قَوْمِكَ إِلا مَنْ قَدْ آمَنَ فَلا تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ (36) وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلا تُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا إِنَّهُمْ مُغْرَقُونَ (37) وَيَصْنَعُ الْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلأ مِنْ قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ قَالَ إِنْ تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنْكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ (38) فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَنْ يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ وَيَحِلُّ عَلَيْهِ عَذَابٌ مُقِيمٌ (39) 

    Dan diwahyukan kepada Nuh bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja). Karena itu, janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan. Dan buatlah perahu itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya ber­jalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh, "Jika kalian mengejek kami maka sesungguhnya kami (pun) mengejek kalian sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami). Kelak kalian akan mengetahui siapa-siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal.”

    Kisah Ham Putera Nuh

    Dalam ayat tersebut Imam Ibnu Katsir mengutip hadis yang mursal ( dimana isnadnya tidak sambung sampai kepada Rosulullah ) dari Sohabat Ibnu Abbas رضي الله عنه Sebagai berikut ; (perhatikan yang cetak tebal)

    Ibnu Abbas telah mengatakan bahwa kaum Hawariyyin berkata kepada Isa ibnu Maryam, "Sebaiknya engkau mengirimkan seorang lelaki sebagai wakil dari kami untuk melihat perahu/bahtera Nuh itu, lalu dia akan menceritakannya kepada kita." Maka Isa ibnu Maryam membawa mereka pergi hingga sampai di sebuah bukit/gundukan pasir, lalu Isa mengambil segenggam pasir dengan telapak tangannya dan berkata, "Tahukah kalian, apakah ini?" Mereka menjawab, "Allah dan utusan-Nya lebih mengetahui." Isa . menjawab, "Ini adalah mata kaki Ham ibnu Nuh."

    Kemudian Nabi Isa memukul bukit pasir itu dengan tongkatnya seraya bersabda, "Berdirilah/bangkitlah dengan seizin Allah." Tiba-tiba berdirilah Ham seraya menepiskan pasir yang ada di kepalanya yang telah beruban. Isa bertanya kepadanya, "Apakah dalam keadaan seperti ini ketika kamu mati?" Ham ibnu Nuh menjawab, "Tidak, aku meninggal dunia dalam usia yang masih muda. Tetapi aku menduga bahwa kematian itu merupakan hari kiamat, karena itulah maka aku beruban."

    Isa bertanya, "Ceritakanlah kepada kami tentang perahu/bahtera Nabi Nuh." Ham ibnu Nuh menjawab, (Bahtera itu) "Panjangnya adalah seribu dua ratus hasta dan lebarnya enam ratus hasta. Bahtera itu terdiri atas tiga tingkat, salah satunya (tingkat pertama) untuk hewan dan binatang liar, yang lainnya (tingkat kedua) untuk manusia, dan yang terakhir (tingkat ketiga) untuk burung-burung."

    Ham melanjutkan kisahnya, "Setelah kotoran hewan terlalu banyak (menumpuk di dalam bahtera), maka Allah menurunkan wahyu kepada Nuh, (untuk) memerintahkan kepadanya agar menggelitiki ekor gajah. Maka Nuh menggelitikinya, lalu dari ekor gajah itu keluarlah seekor babi jantan dan babi betina yang langsung melahap kotoran tersebut. Dan ketika tikus-tikus muncul di dalam bahtera itu, mereka menggerogoti kayu-kayu dan tali temalinya. Maka Allah menu­runkan wahyu kepada Nuh, memerintahkannya agar memukul wajah singa di antara kedua matanya. Maka Nuh a.s. memukulnya, dan keluarlah kucing jantan dan kucing betina dari hidung singa itu, lalu keduanya me­nyambar tikus-tikus tersebut.

    Isa berkata kepada Ham, "Bagaimanakah Nuh mengetahui bahwa (semua) daratan telah tenggelam?" Ham menjawab, "Nuh  mengutus burung gagak yang menyampaikan berita kepadanya. Tetapi burung gagak itu menjumpai bangkai, lalu burung gagak itu hinggap padanya dan mema­kannya, maka Nuh berdoa kepada Allah, semoga burung gagak selalu dicekam rasa takut. Karena itulah burung gagak tidak biasa tinggal di rumah-rumah.

    Kemudian Nuh mengirimkan burung merpati, lalu burung merpati itu datang dengan membawa daun pohon zaitun pada paruhnya dan daun pohon tin pada kakinya. Karena itulah Nuh mengetahui bahwa seluruh negeri telah tenggelam. Lalu Nabi Nuh  mengalung­kan ikat pinggangnya pada leher burung merpati dan mendoakannya agar hidupnya selalu dalam aman dan jinak. Karena itulah maka burung-burung merpati biasa tinggal di rumah-rumah."

    Kaum Hawariyyin berkata, "Wahai utusan Allah, bolehkah kami membawa Ham ini kepada keluarga kami dan duduk bersama kami untuk bercerita kepada kami?" Isa menjawab, "Mana mungkin orang yang tidak mempunyai rezeki (sudah mati) dapat mengikuti kalian?" Maka Nabi Isa berkata kepada Ham, "Kembalilah kamu seperti semula dengan seizin Allah!" Maka kembalilah Ham dalam bentuk semulanya, yaitu berupa pasir.

    Dari kisah itu, dapat dilihat bukan cerita awal pertikaiaan Kucing dan Tikus sudah terjadi semenjak zaman nenek moyang kita ternyata.

    Hadist Isroilliyat

    Seperti yang telah kami jelaskan bahwa kedudukam hadist tersebut adalah mursal (sanad terputus tidak sampai kepada Rosulullah) selain itu hadis ini adalah tipe hadis Israilliyat atau hadis yang diriwayatkan dari orang - orang Bani Israil/Ahli Kitab (Yahudi/nasrani). Adapaun hukum dalam menggunakan hadist tersebut sebagaimana disabdakan oleh Rosulullah :

    وحدثوا عن بني إسرائيل ولا حرج

    Sampaikan kabar dari Bani Israil, dan tidak dosa (boleh) 
    HR. Bukhori

    Secara dohirnya/nampaknya hadis terdapat kebolehan dalam menceritakan kisah Israilliyat selama isi tersebut tidak bertentangan dengan nash/ketentuan Quran hadist. Adapun dengan kisah/cerita yang mungkin sulit ditangkap nalar seperti kisah Isa dan Ham putera Nuh tersebut sikap kita adalah tidak sepenuhnya membenarkan dan tidak sepenuhnya mendustakan namun cukup mengakatakan kami beriman pada kitab kami (Alquran) dan kitab kalian (Taurat Injil) sebagaiamana sabda Rosulullah :

    لا تصدقوا أهل الكتاب ولا تكذبوهم، وقولوا: آمَنَّا بِالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَأُنْزِلَ إِلَيْكُمْ

    “Janganlah kalian membenarkan ahli kitab dan jangan pula mendustakannya, namun ucapkan: Kami beriman dengan kitab yang diturunkan kepada kami (alquran) dan kitab yang diturunkan kepada kalian.”
    HR. Bukhori

    Maka, secara penerimaan kisah Israilliyat ini dapat kita gunakan sebagai tambahan ilmu dan wawasan guna menambah/melengkapi Iman kita untuk menjadi lebih sempurna.

    Jazza Kumullahu Khoiro

     السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

    __________________________________________________________________________


    Lampiran Hadist dalam Tafsir Ibnu Katsir

    عنِ ابنِ عبّاسٍ أنَّهُ قال قال الحواريُّونَ لعيسى بنِ مريمَ لو بعثتَ لنا رجلًا شهِدَ السَّفينةَ فحدَّثَنا عنها قالَ فانطلقَ بهم حتّى أتى إلى كَثيبٍ من ترابٍ فأخذَ كفًّا من ذلكَ التُّرابِ بكفِّهِ قالَ أتدرونَ ما هذا قالوا اللَّهُ ورسولُهُ أعلمُ قالَ هذا كَعبُ حامِ بنِ نوحٍ قالَ وضربَ الكَثيبَ بعصاهُ وقالَ قُمْ بإذنِ اللَّهِ فإذا هوَ قائمٌ ينفُضُ التُّرابَ عن رأسهِ قد شاب فقالَ لهُ عيسى عليهِ السَّلامُ هكذا هَلكتَ قالَ لا ولكنِّي مِتُّ وأنا شابٌّ ولكنِّي ظننتُ أنَّها السّاعةُ فمِن ثمَّ شبتُ قالَ حدِّثنا عن سفينةِ نوحٍ قالَ كانَ طولُها ألفَ ذراعٍ ومائتي ذِراعٍ وعرضُها سِتُّمائةِ ذراعٍ وكانت ثلاثَ طبقاتٍ فطبَقةٌ فيها الدَّوابُّ والوحشُ وطبقةٌ فيها الإنسُ وطبقةٌ فيها الطَّيرُ فلمّا كثرَ أرواثُ الدَّوابِّ أوحى اللَّهُ عزَّ وجلَّ إلى نوحٍ عليهِ السَّلامُ أنِ اغمِزْ ذَنَبَ الفيلِ فغمزهُ فوقعَ منهُ خِنزيرٌ وخِنزيرةٌ فأقبلا على الرَّوثِ ولمّا وقعَ الفأرُ يخرزُ السَّفينةَ بقرضهِ أوحى اللَّهُ عزَّ وجلَّ إلى نوحٍ عليهِ السَّلامُ أنِ اضرب بينَ عينيِ الأسدِ فخرجَ من منخرهِ سنَّورٌ وسنَّورةٌ فأقبَلا على الفأرِ فقال لَهُ عيسى كيفَ علِمَ نوحٌ عليهِ السَّلامُ أنَّ البلادَ قد غرقت قالَ بعثَ الغرابَ يأتيهِ بالخبرِ فوجدَ جيفَةً فوقعَ عليها فدعا عليهِ بالخوفِ فلذلكَ لا يألَفُ البيوت قالَ ثمَّ بعثَ الحمامةَ فجاءت بورقِ زيتونٍ بمنقارها وطينٍ برِجلِها فعلمَ أنَّ البلادَ قد غرقت فطوَّقها الخضرةَ الَّتي في عنقها ودعا لها أن تكونَ في أُنسٍ وأمانٍ فمِن ثمَّ تألفُ البيوتَ قال فقالوا يا رسولَ اللَّهِ ألا ننطلِقُ بهِ إلى أهلينا فيجلِسُ معنا ويحدِّثنا قالَ كيفَ يتبَعُكمْ من لا رزقَ لهُ قالَ فقالَ لهُ عُدْ بإذنِ اللَّهِ فعادَ تُرابًا

    Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

    Hai

    Klik Kontak Whatsapp Di Bawah Ini Untuk Mulai Mengobrol

    Pemilik Cak Akbar
    +6282136116115
    Call us to +6282136116115 from 0:00hs a 24:00hs
    Hai, ada yang bisa saya bantu?
    ×
    Tanya Kami