√ Merayakan Ulangtahun - Cak Akbar

Merayakan Ulangtahun

Daftar Isi [Tampil]

     


     

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

    BERSYUKUR

    Segala puji bagi Allah ﷻ atas segala limpahan nikmat, rahmat dan karunia-NYA yang luas dan tak ternilai jumlah dan harganya. Saking luasnya nikmat Allah ﷻ mustahil bagi segenap manusia untuk dapat menghitungnya, dalam firman-NYA

    وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

    Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.
    QS. An-Nahl : 18 

    Beruntunglah kita, sebab Allah ﷻ tidak memerintahkan kita untuk menghitung nikmat-NYA. Melainkan kita diperintah oleh Allah untuk mensyukuri nikmat-NYA

    وَاشْكُرُوْا لِلّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ

    dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.
    QS. Albaqoroh : 172

    Bentuknya bersyukur ada beberapa cara, seperti :

    ü Bersyukur dengan hati, yakni meyakini dengan sepenuhnya bahwa semua kenikmatan ( kebaikan -  kebaikan ) itu datangnya dari Allah

    وَمَا بِكُمْ مِّنْ نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ 

    Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah
    QS. An-Nahl :  53

    ü Bersyukur dengan ucapan, yakni memuji Allah dengan kalimat tahmid  ( hamdalah )

    وَقُلِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ

    Dan katakanlah, “ Segala puji bagi Allah”…

    QS. Al-Isra : 111

    ü Bersyukur dengan tindakan, yakni menggunakan kenikmatan dari Allah semata dalam rangka ibadah dan taat kepada-NYA. Sebagaimana Allah memerintahkan kepada keluarga Nabi Daud Alaihissalam.

    اِعْمَلُوْٓا اٰلَ دَاوٗدَ شُكْرًا ۗوَقَلِيْلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ

    Beramal ( solihlah ) kalian wahai keluarga Dawud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.
    QS. Saba : 13

    Bahkan, Allah  ﷻ  juga membimbing hamba-NYA agar tergerak untuk senantiasa bersyukur kepada Allah dengan memanjatkan doa agar senantiasa bisa selalu mensyukuri nikmat - nikmat dari Allah. Sebagaimana yang Allah ajarkan melalui amalan Nabi-NYA Sulaiman alaihissalam.

    وَقَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ

    Dan dia ( Sulaiman ) berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”

    QS. An-Naml : 19

    BERSYUKUR KEPADA ORANG TUA

    Seperti yang telah di utarakan sebelumnya, bahwa bersyukur merupakan kewajiban mutlak bagi setiap hamba Allah dengan beberapa cara yang telah termaktub sebelumnya. Begitu juga Allah memerintahkan manusia untuk bersyukur kepada orang tuanya, sebab jasa - jasa yang luar biasa dari orang tua yang tak bisa terbalaskan oleh apapun. Allah ﷻ berfirman,

    اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

    Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.
    QS. Lukman : 14 

    Bahkan, saking besarnya jasa kedua orang tua tidaklah sampai amalan manusia manapun untuk bisa membalasnya melainkan ketika dia menjumpai orang tuanya menjadi budak lalu dia memerdekakannya. Sebagaimana sabda Rosulullah ﷺ.

    لَا يَجْزِي وَلَدٌ وَالِدًا، إِلَّا أَنْ يَجِدَهُ مَمْلُوكًا فَيَشْتَرِيَهُ فَيُعْتِقَهُ

    “Seorang anak tidak akan mampu membalas ( kebaikan ) orang tua kecuali ia menemukan orang tuanya jadi budak lalu ia membelinya kemudian memerdekakannya,”

    HR. Muslim

    Hadist tersebut tentunya menunjukkan saking besarnya jasa orang tua kepada anaknya, maka sudah sepatutnya seorang anak berbakti kepada orang tua bagaimanapun keadaan kedua orang tuanya.

    Bahkan celaka sekali, rugi sekali, menyesal sekali bagi anak yang masih memiliki orang tua dan sampai orang tuanya mati dia tidak berbakti kepada mereka. Rosulullah ﷺ bersabda,

    رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ». قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ

    “Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina.” Ada yang bertanya, “Siapa dia, wahai Rasulullah?” Nabi bersabda, ”(Sungguh hina) seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk surga. ( sebab semasa hidup tidak berbakti kepada mereka)”

    HR. Muslim

    MEMAKNAI HARI ULANG TAHUN

    Persoalan ini kerap kali menjadi perselisihan ulama Islam sepanjang zaman terutama di era kontemporer seperti ini ihwal status hukumnya dalam aqidah Islam, apakah itu sesuatu yang diharamkan? Makruh? Atau mubah?

    Sekiranya apa yang saya bahas kali ini bukanlah membahas ihwal khilafiyah ( perbedaan ) pendapat para ulama terkait objek tersebut melainkan menawarkan sebuah sudut pandang baru tentang hari ulang tahun itu sendiri. Ketimbang menggunakan frasa “merayakan” saya pribadi lebih menyukai frasa “memperingati”. Sebab ( bagi saya ) merayakan itu identik dengan berpesta pora dan huru-hara tanpa batas yang cenderung banyak diisi dengan hal-hal yang maksiat dan jauh dari ingat Allah. Jika memang seperti itu, saya sependapat jika merayakan ulang tahun diharamkan karena isinya sangat bertentangan dan jauh dari nilai-nilai Islam. Sebaliknya, memperingati identik dengan meretropeksi kilas balik sebuah sejarah apa yang terjadi saat itu yang umumnya diisi dengan hal-hal yang positif entah dalam rangka mengenang peristiwa itu atau  melakukan sebuah revolusi atas kenangan peristiwa tersebut.

    Misal saja Rosulullah ﷺ yang memperingati hari besar dalam hidupnya yakni hari kelahiran beliau dengan berpuasa, sebagaimana yang diceritakan dalam redaksi hadis berikut

    وسُئِل عن صومِ الاثنين؟ قال:

     ذاك يومٌ وُلِدْتُ فيه، ويومٌ بُعِثْتُ،

    Dan Nabi ditanya tentang puasa hari senin, lalu beliau menjawab “pada hari itulah aku dilharikan dan pada hari itulah aku di utus ( menjadi Rosul )”
    HR. Muslim 

    Memang, tidak secara spesifik dan tersurat bahwa hadist tersebut menjadi sebuah isyarat untuk memperingati hari ulang tahun dengan berpuasa. Karena pada hadist-hadist yang lain Nabi membenci perilaku seseorang yang mengkhususkan melakukan amalan pada hari tertentu ( tanpa sunnah Rosul ) untuk digunakan ibadah sunnah.

    Setidaknya dari hadist tersebut dapat dipahami bahwa Rosulullah saja ingat dengan hari lahirnya.

    Sebagaimana dengan saya memaknai sebuah hari ulang tahun, adalah hari dimana saya membayangkan bagimana beratnya seorang ibu yang tengah bertaruh nyawa antara hidup dan mati untuk dapat melahirkan anaknya, tidak berhenti disitu seorang ibu masih harus berjuang untuk menyapih anaknya selama dua tahun ( masa normal ).

    حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ 

     Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun
    QS. Luqman : 14

    Kendati setiap hari adalah hari berbakti kepada orang tua ( birrul waalidain ) Setidaknya momen sekali dalam setiap tahun itu, daripada merayakan dengan kedok syukuran, mengganti istilah agar terlihat keislaman, alangkah baiknya jika momen itu digunakan secara lebih khidmat dan spesial dipersembahkan kepada orang tua kita, utamanya ibu.

    Selagi ada berbaktilah
    Selagi ada mintalah doanya
    Selagi ada mintalah ridhonya
    Selagi ada mintalah restunya
    Selagi ada sayangilah
    Selagi ada bahagiakanlah
    Selagi ada muliakanlah
    Bila sudah tiada tinggalah nestapa

    Semoga ada hikmahnya.

     السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


    "moment is become precious when it became memories"

    KataCakAkbar

     

     

    Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

    Hai

    Klik Kontak Whatsapp Di Bawah Ini Untuk Mulai Mengobrol

    Pemilik Cak Akbar
    +6282136116115
    Call us to +6282136116115 from 0:00hs a 24:00hs
    Hai, ada yang bisa saya bantu?
    ×
    Tanya Kami