السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Jumpa lagi saudara - saudaraku semoga rahmat dan karunia Allah yang maha agung lagi bijaksana semoga selalu tercurahkan kepada kita semua.
Nostaliga
Cerita ini adalah sebuah nostalgia saat saya masih mengenyam dunia pondok pesantren dan bersekolah umum (SMA). waktu itu guru kami menceritakan tentang kisahnya nabi Daud ketika mengalahkan seorang pasukan raksasa yang bernama Jalut.
فَهَزَمُوهُمْ بِإِذْنِ اللَّهِ وَقَتَلَ دَاوُودُ جَالُوتَ وَآتَاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَهُ مِمَّا يَشَاءُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَفَسَدَتِ الْأَرْضُ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْعَالَمِينَ
Daud Jawaban Doannya Talut
saat itu guru kami menjelaskan bahwa pada waktu itu usia Nabi Daud baru 14 tahun dan pada waktu itu dia bertugas sebagai bagian logistik yakni, memberikan support kepada para pasukan dengan memberikan anak panah dan air minum. Ketika susasana perang mulai genting dimana pasukan Talut berhadapan dengan sang raksasa Jalut, sang panglima Talut berdoa yang doanya di abadikan oleh Allah dalam firman-NYA
وَلَمَّا بَرَزُوا لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ قَالُوا رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Lalu menghadaplah Daud kepada panglimanya seraya berkata,
“wahai rajaku, biarkanlah aku yang menghadapinya” dengan tatapan iba Talut menjawab “usia mu masih belia, dan kamu masih bisa membantu dibelakang pauskan”. Namun, Daud tetap bersikukuh ingin maju melawan jalut hanya dengan bermodalkan ketapel. Tatapan Daud yang dipenuhi oleh keikhlasan ingin berjihad memuliakan agama Allah, membuat Talut yakin insya Allah akan ada pertolongan dari pemuda pemberani ini.
Dengan gagah, Daud berdiri melawa Jalut. Semula Jalut meremehkan pemuda tersebut dan menghinanya bahwa dia mustahil bisa mengalahkan Jalut yang menggunakan baju tameng yang luar biasa tebal dan sulit ditembus apalagi dengan hantaman batu ketapel.
simaklah firman Allah berikut ini,
اصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَاذْكُرْ عَبْدَنَا دَاوُودَ ذَا الْأَيْدِ ۖ إِنَّهُ أَوَّابٌ
(Muhammad) Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan).
QS. Sod ayat 17
Hikmah Terkalahkannya Jalut
setelah itu saya berpikir sejenak, bagaiman bisa sebuah ketapel yang hanya melontarkan sebuah batu (kecil) bisa menghancurkan zirah prajurit yang bahkan tidak bisa tembus oleh senjata apapun? memang semua itu atas dasar izin Allah, namun bagaimana bisa?
Belum hilang rasa penasaran saya waktu itu guru kami menjelaskan, “kemudian” lanjut beliau “Allah mengutus angin untuk mendorong batu ketapelnya Daud sehingga atas izin-NYA baju besi/zirahnya Jalut hancur”
SubehanaAllah makin penasaran saya. Lama waktu berlalu saya masih memikirkan mengapa hal tersebut bisa terjadi, hingga pada suatu hari ketika saya belajar tentang mata pelajaran Fisika kelas sepuluh, waktu itu guru kami menjelaskan tentan teori hukum momentum.
Fisika Nabi Daud
Beliau menjelaskan bahwa di dalam hukum fisika ada sebuah fenomena yang berkaitan antara masa suatu benda dengan kecepatan benda itu sendiri yang dikenal dengan momentum. Secara sederhan rumus tersebut seperti ini,
P = mV
dimana P adalah momentum dan m adalaha massa suatu benda dan Vadalah kecepatan suatu benda. Semakin besar massa dan kecepatan suatu benda maka semakin besar pula momentumnya, begitu kata guru kami.
Bingung? begitulah kesan pertama saya ketika seorang santri pondok yang hanya mengerti manuskrip arab harus di jejal dengan sebuah bahasa fisika yang penuh akan simbol. Sadar bahwa muridnya bingung guru kami memberikan contoh,
“kalian tahu kereta api?” pungkas beliau, “Iya pak” sahut kami. “Kereta api itu massanya (bahasa mudahnya bobotnya) besar toh, lalu apa yang terjadi saat kereta api itu menabrak sebuah mobil walaupun kereta api itu jalanya lambat?”
“mobilnya remuk pak” jawab kami.
“nah, begitulah konsep momentum kurang lebihnya”.
“contoh lagi”, beliau melanjutkan “tangan saya ini, massanya besar apa kecil?”
“kecil pak!” sahut kami. “
“sekarang bagaimana, jika saya pukulkan dengan sekuat tenaga ke wajah kalian?” jelas beliau dengan nada guyon
“ya, sakit pak” sahut kami.
“begitulah konsep momentum lainya, walaupun massa tangan saya ini ringan/kecil namu ketika didorong dengan kecepatan yang tinggi akan menghasilkan momentum yang tinggi”
…
“Eureka” gumam dalam hati saya, Masya Allah, Allah paring jawaban atas pertanyaan saya.
Akhirnya saya seperti mendapatkan jawaban atas apa yang saya pertanyakan sebelumnya,
“mengapa, batu ketapel Nabi Daud yang sekecil itu bisa menghancurkan baju zirahnya Jalut?”
selain itu memang atas dasar izin Allah, namun ada peran hukum fisika di dalamnya. ya, karena momentumnya yang besar antara massa batu ketapel yang kecil dan di dorong dengan angin yang Allah utus dengan kecepatan tinggi sehingga walaupun sebuah batu ketapel yang ringan ketika di dorong di dengan angin yang kencang menghasilkan daya hancur yang tinggi.
Hal lain juga terdapat pada peluru senapan misal, walaupun pelurunya kecil namun karena di dorong kecepatan yang tinggi dengan gaya balistik dapat menjadikan daya hancur yang kuat
Semua Ada Hikmahnya
SubehanaAllah, maha suci Allah, dzat yang selalu menampakan tanda-tanda kebesaranya baik dalam bentuk Qouliyah dengan firman-NYA dan Qouniyah melalui fenomena-fenomena ciptaan-NYA.
Sebagaimana pendapata salah satu ilmuawan Sains terkenal Issac Newton, bahwa sejatinya pergerakan alam ini sudah menjadi standar baku dan kita (manusia) hanyalah bisa menemukanya bukan menciptakanya
Begitupula dengan siklus alam,mereka semua tunduk dan patuh terhadap Sunnatullah / ketentuan dari Allah, sehingga apa yang terjadi di jagad raya ini ialah keteraturan smesta.
بَلْ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ كُلٌّ لَهُ قَانِتُونَ
Bahkan ketika semua makhluknya Allah berjalan tidak sesuai dengan qodratnya maka hancurlah sistem alam smesta,
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Bahkan dalam salah satu tafsirnya tentang ayat tersebut, adanya bumi dan langit berjalan dengan teratur ialah karena ketaatan mereka kepada Allah. Sehingga ketika mereka tidak taat kepada Allah maka tunggu saja kehancuranya.
Sebab itu, sudah menjadi qodrati semua makhluk Allah untuk senantiasa menyerah (patuh) terhadap apa yang sudah Allah dan Rasul-NYA perintah. Karena sebab awal terjadinya kehancuran ialah ketika makhluknya sudah tidak lagi taat kepada-NYA. Bagaimana dengan manusia? sudah jelas bahwa tugas Allah menjadikan menusia ialah hanya semata-mata untuk beribadah
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Jadilah seperti nabi Daud, hamba Allah yang banyak beribadah dan senantiasa memohon kepada-NYA
Semoga Allah memberikan banyak manfaat dan barokah
Jazza Kumullah Khoiro
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ