لسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Pendahuluan
Segala puji bagi Allah ﷻ dzat yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-NYA serta menganugerahkan pemberian yang paling agung yakni berupa kesempurnaan dan kemurniaan risalah agama yang diperjuangkan oleh Nabi-NYA ﷺ hingga akhri hayatnya. Dengan gigih Rosulullah ﷺ memperjuangkan agama yang haq ini hingga betul – betul sempurna sehingga secara praktis tidak perlu lagi ada penambahan maupun pengurangan
ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗاۚ
“Pada hari ini, telah Kusempurnakan agama kalian untuk kalian, dan telah Kucukupkan Nikmat-Ku bagi kalian, dan telah Kuridhai Islam sebagai agama kalian.”
QS. Almaidah : 3
Sehingga sudah seharusnya kita sebagai hambanya yang Islam dan beriman mengikuti apa-apa yang sudah menjadi petunjuk garis Allah Rosul.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”.
QS. Ali Imran 31- 32
Janji Allah
Begitupulah syariat agama Islam ini sudah Allah janjikan bahwa tidak akan pernah punah sekalipun termakan oleh zaman, tidak akan sirna sekalipun berusaha diredupkan oleh para musuh-musuh Islam
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
QS. Al-Hijr : 9
يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.
QS. Attaubah : 32
Dalam dua ayat tersebut menunjukan bahwa Allah ﷻ betul-betul menjanjikan kepada hambanya bahwa syariat Islam betul-betul akan tetap terus terjaga selagi kita masih bisa terus memurnikan dan mengamalkanya secara konsekuen.
Sudahkah Kita Merasa Aman?
Sesuai sunnatullah Islam akan terus jaya selama kita masih mengamalkan isinya secara murni dan konsekuen. Namun seiring berjalanya waktu Islam di saat Islam terus dalam rangka pemurnian maka kejayaan Islam akan terus bertambah hingga mencapai suatu titik jenuh (diminishing) dimana jika hal tersebut tidak segara disadari dan berusaha terus memurnikanya maka yang akan terjadi ialah Islam itu sendiri justru rusak dari dalam, Islam hanya menjadi sebuah identitas, Quran hanya tinggal tulisanya saja, banyak para orang yang mengaku alim ulama namun sebetulnya mereka adalah orang yang fasiq. Perhatikanlah sabda Nabi agung kita Rosulullah ﷺ di bawah ini
يوشك أن يأتي على الناس زمان لا يبقى من الإسلام إلا اسمه ، ولا يبقى من القرآن إلا رسمه ، مساجدهم عامرة وهي خراب من الهدى ، علماؤهم شر مَن تحت أديم السماء ، مِن عندهم تخرج الفتنة وفيهم تعود
“Telah hampir tiba suatu zaman, di mana tidak ada lagi dari Islam kecuali hanya namanya, dan tidak ada lagi dari Al-Quran kecuali hanya tulisannya. Masjid-masjid mereka indah, tetapi kosong daripada hidayah. Ulama mereka adalah sejahat-jahat makhluk yang ada di bawah langit. Daripada merekalah keluar fitnah, dan kepada mereka jua fitnah itu akan kembali ”
HR. Albaihaqi
Dalam sabdanya yang lain Rosullulah ﷺ bersabda
يَدْرُسُ الإِسْلاَمُ كَمَا يَدْرُسُ وَشْيُ الثَّوْبِ، حَتَّى لاَ يُدْرَى مَا صِيَامٌ وَلاَ صَلاَةٌ وَلاَ نُسُكٌ وَلاَ صَدَقَةٌ، وَلَيُسْرَى عَلَى كِتَابِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ فِي لَيْلَةٍ، فَلاَ يَبْقَى فِي الأََرْضِ مِنْهُ آيَةٌ، وَتَبْقَى طَوَائِفُ مِنَ النَّاسِ: الشَّيْخُ الكَبِيرُ، وَالعَجُوزُ، يَقُولُونَ: أَدْرَكْنَا آبَاءَنَا عَلَى هَذِهِ الكَلِمَةِ: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، فَنَحْنُ نَقُولُهَا…
“Islam (amalanya) akan luntur sebagaimana lunturnya warna pakaian sehingga tidak diketahui apa itu puasa? Apa itu solat? Apa itu ibadah Haji?. Dan Alquran Allah hilangkan dalam satu malam (sekejap) sehingga tidak tersisa satu ayatpun yang ada di bumi sehingga hanya tersisa segolongan orang tua renta lagi lemah dan mereka berkata : dulu, kami menjumpai bapak-bapak kami sering membaca kalimat ini ‘La Illaha Illawlah’ namun sekarang kami juga mengatakanya (tanpa mengerti konsekuensinya)…
HR. Ibun Majjah
Maka sudah menjadi sunnatullah bahwa kehancuran Islam sendiri justru dari dalam, diakibatkan para generasi mudanya tidak betul-betul memahami Islam secara murni dan haq serta dari para ulil amri dalam Islam sembrono dan tidak betul-betul menjaga kemurnian secara konsisten dan konsekuen.
Sekiranya perhatikanlah sebuah penggambaran akan teori kemurniaan Islam yang saya buat sebagai berikut,

Maka sikap awas dan waspada, haruslah melekat di dalam diri orang Iman, jangan sampai kita lengah dengan segala kemenangan – kemenangan yang ada dan justru karena berada di zona nyaman dan mulai meninggalkan kewajiban pokok sebagai hamba yang terus beribadah kepadanya, tanpa di sangka-sangka Allah mendatangkan murka-NYA.
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّىٰ إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ
‘Maka ketika mereka telah melupakan sesuatu (Syariat Islam) yang telah diperingatkan kepada mereka denganya maka kami bukakan (kemenangan-kemenangan) kepada mereka pintu-pintu segala hal sehingga ketika mereka bersenang-senang dengan sesuatu yang diberikan kepada mereka maka kami menyiksa mereka dengan tiba-tiba seketika itulah mereka menjadi orang yang rugi
QS. Al’anam ” 44
Sejarah Berbicara
Jika kita melihat sejarah beberapa dinasti Islam terdahulu, saat mereka berada di posisi keemasan sejatinya di saat itulah mereka mulai mengalami fase titik optimum (puncak) dan jika tidak dipahami dengan bijak dan maka secara tidak sadar mereka dalam fase kehancuran, mari kita amati sejarahnya.
beranjak dari asumsi tersebut (nash dalil dan bukti sejarah) memang perkembangan Islam selalu naik turun (fluktatif) dimana ada era saat mereka betul-betul merasakan masa keemasan (gold age) dan betul-betul jatuh hingga betul-betul jatuh bahkan hancur tak berbekas. Maka kita tidak boleh lengah saat kita berada pada posisi keemasan, posisi dimana -mana banyak menjumpai kemenangan
Hal tersebut terbukti, bahwa menjelang akhir zaman yang dimulai dari wafatnta Rosulullah Islam betul-betul akan menjumpai suatu masa dimana hanya akan tinggal sebuah nama. Orang-orang banyak mendengungkan Islam namun tidak tahu Islam itu apa? Tidak mengerti esensi daripada Islam, tidak mengerti aturan-aturan yang ada dalam Islam, sehingga Islam hanya menjadi sebuah identitas tanpa makna.
Kita Harus Bagaimana?
Dengan memohon rahmat dan ridho Allah ﷻ setidaknya kami memikirkan beberapa pemikiran terkait upaya guna menjaga kemurnian agama yang haq ini agar tetap lestari secara turun temurun illa yaumil qiyamah
- Terus menjaga kemurnian dengan terintegritasnya antara ulama/mubaligh serta rukyah/rakyat yang memilki kapasitas di bidang tertentu dan umaro (pengatur perkara Islam) guna merumuskan kebijakan/ijtihad agar kemurnia Islam tetap relavan sepanjang zaman sebagaimana yang disabdakan Rosulullah ﷺ
صنفان من أمتي إذا صلحا صلح الناس: الأمراء والفقهاء
‘Ada dua golongan jika keduanya baik maka baiklah seluruh manusia, yakni Umara (Imam beserta pengurusnya) dan Fukoha (Ulama, alim faqih)
HR. Kanzilul Umal
Imam sebagai esekutor dalam menjalankan syariat Islam dan ulama sebagai pemberi masukan pertimbangan hukum. Keduanya haruslah selaras untuk mencapai kemaslahatan umat. Dengan seiring melangkah Bersama harusnya antara ulama dan umaro harus betul-betul kompak dalam menjaga kemurnian agama Islam, jangan sampai ada kepentingan, jangan sampai mengedepankan ego, jangan sampai merasa pol dewe. Maka antara ulama dan umaro harus betul-betul mengetahui tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Sebagaimana Imam, bertugas menjalankan syariat Allah dengan adil, aris, bijaksana, muhsin, dan diniati karena Allah. Dalam sabda Nabi Muhammad ﷺ :
الإسلام والسلطان أخوان توأمان لا يصلح واحد منهما إلا بصاحبه فالإسلام أس والسلطان حارث، وما لا أس له يهدم وما لا حارث له ضائع
“Islam dan Imam/Sulton (umaro) adalah dua saudara kembar, keduanya tidaklah baik jika tidak bersama salah satunya. Islam adalah pondasi dan Sulton adalah pelaksana, sesuatu yang tidak ada pondasi maka akan mudah dirobohkan dan sesuatu yang tidak ada pelaksananya maka akan sia-sia”
HR. Adailami
Sebaliknya ulama ialah memberikan masukan kepada Imam terkait kebijakan (ijtihad) yang akan dijalankan, apakah kebijakan tersebut sudah pas atau tidak sesuai dengan Quran Hadist/Sunnah. Maka pentingnya unsur-unsur penggerak Islam selalu bermusyawarah dalam setiap menjalankan perkara mereka.
وَأَمْرُهُمْ شُورَىٰ بَيْنَهُمْ
“Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka”
QS: Asyuura : 38
Maka, dalam setiap musyawarah harus ditata niat dan tujuanya bahwa semua ini semata-mata dalam rangka memaslahatkan Jamaah, forum musyawarah bukan untuk unggul-unggulan suara, bukan untuk mencari banyak pengikut melainkan untuk menuju kerukunan dan kekompakan umat. Sebaik apapun usulan dari peserta musyawarah, kunci penentunya ada pada Imam. Maka ketika seorang Imam telah memutuskan hasil musyawarah semuanya harus dikerjakan dengan penuh sak dermo (tanggung jawab dan totalitas) jangan sampai nyingkur (mendahului) Imam, jangan sampai meresolusi hasil musyawarah, semua persoalan umat harus diselesaikan dalam jalur musyawarah, karena apa? Sebab bermusyawrah ialah perintah Allah, dan jika melaksanakan perintahnya tentu akan mendatangkan manfaat dan berpahala.
Sebagaimana sebuah teori kurva pembelajaran, dimana seiring berjalanya waktu dan meningkatnya pengalaman dalam ngeramut (menaungi) Jamaah/umat harusnya semakin kokoh dalam menghadapi ketidakpastian zaman yang terusu silih berganti, sehingga kemungkinan terjadinya dekadensi kemurnian agama akan berkurang. Mengapa? Sebab selama Imam terus mengajak untuk memurnikan Islam dan ulama terus memperkuat Imamnya maka Islam akan semakin terjaga dan terus berkembang lestari illa yaumil qiyamah.

لا تزالُ طائفةٌ من أُمَّتي منصورين ، لا يضرُّهم من خذَلهم حتى تقومَ الساعةُ
“Tidak henti-hentinya segolonngan dari Umatku akan terus di tolong Allah, tidak akan membahayakan kepada mereka orang yang menyakiti mereka sampai datangnya qiamat”
HR. Ibnu Majjah
Sebagaimana perkataan sohabat Khudaifah ibn Yaman, saat bertanya kepada Nabi ‘bagaimana saya harus bersikap saat menghadapi perputaran zaman yang terus berganti (ada zaman baik, zaman jelek/syar)’ Nabi pun menjawab :
تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ…
Tetapilah Jamaahnya orang Islam bersama Imam mereka
HR. Bukhori
Sebab tanpa adanya Imam/pemimpin kita akan tersesat tak tentu arah
Sebab tanpa adanya Ulama/Mubaligh jalan kita bak gelap tanpa cahaya
2. Menjaga kemurnian dengan terus mengaji Quran Hadis secara berguru yang mengajarkan hanya Quran Hadis/Sunnah
Berkembangnya teknologi dan informasi hari ini betul – betul membuat kita justru semakin bingung, sebab saking banyaknya ilmu kita sampai bertanya – tanya, sebetulnya yang mana yang harus saya ambil? Saudaraku, mempelajari Islam haruslah kepada guru yang betul-betul mengerti dan memahami hakikat Islam itu sendiri. Seperti perkataan Sohabat Nabi Salman Alfarisi,
لا يزال الناس بخير ما بقي الأول حتى يتعلم الآخر، فإذا ذهب الأول قبل أن يتعلم الآخر، فذاك حين هلكوا.
‘Tidak henti-hentinya manusia terus dalam kebaikan selama generasi awal (yang tua) sehingga generasi akhir (pemuda) belajar kepadanya. Maka ketika generasi awal pergi (wafat) sebelum diambil ilmunya, saat itulah mereka dalam keadaan rusak’
Dampak fatal yang terjadi, ketika generasi mudanya tidak mendalami ilmu agama maka akan bermunculan pemimpin – pemimpin yang bodoh akan ilmu sehingga mereka sesat menyesatkan.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
قَالَ الْفِرَبْرِيُّ حَدَّثَنَا عَبَّاسٌ قَالَ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ هِشَامٍ نَحْوَهُ
dari Abdullah bin ‘Amru bin Al ‘Ash berkata; aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan”
HR. Bukhori
Penutup
Maka, mari kita bersama – sama menjaga kemurnian agama yang haq ini dengan terus diamalkan dan dimusyawarahkan agar tetap selalu bisa eksis di sepanjang zaman dengan cara bermusyawarah guna mencapai kerukunan dan kekompakan dalam Jamaah (maslahah). Maka siapapun yang berusaha memcah belah islam harusnya kita perangi baik secara lisan maupun sikap. Jangan biarkan Islam ini luntur karena kecerobohan kita, ketidak sak dermoan kita, salah niat kita dalam memperjuangkan agama yang haq ini sehingga yang tersisa hanyalah penyesalan dan tentunya akan menanggung dosa yang berat di sisi Allah ﷻ sebab dalam hidup kita yang sekali di dunia ini tidak kita gunakan untuk memperjuangkan agama-NYA
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Katakanlah: “jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
QS. Attaubah : 24
Semoga Allah memberikan manfaat dan barokah atas hidayah yang Allah tunjukan kepada kita ini, dan bisa terus kita amalkan (istiqomah) sampai tutuk pol ajal matinya masing-masing
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
‘Sembahlah Tuhanmu sampai datangnya kematian’
QS. Alhijr : 90
Sekian
جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Hadis Penutup :
Rosulullah ﷺ bersabda :
إنَّ اللهَ يَبْعَثُ لِهذهِ الأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِيْنَهَا
“Sesungguhnya Allah mengutus untuk umat ini pada setiap penghujung seratus tahun seseorang yang memperbaharui agamanya”
HR. Abu Daud
Jadilah the next HNH