√ Ketika kebenaran kau gadaikan - Cak Akbar

Ketika kebenaran kau gadaikan

Daftar Isi [Tampil]




    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

     

    Pada kesempatan ini, singkat saja, saya akan berbagi sebuah renungan teruntuk siapapun yang tengah mendalami ilmu syar’i ataupun yang tengah menjadi juru dakwah dan menjadikan dakwahnya itu sebagai maisyah ( mata pencahariannya ).

    Kali ini saya bermaksud menasehati diri saya secara khusus dan umumnya setiap orang yang membaca tulisan ini. Ketahuilah semakin terkenal seorang da’i atau penceramah, secara umum menjadikan konten dakwahnya menjadi eksklusif dan bernilai ekonomi yang tinggi sehingga harus kalangan elit yang berduit saja yang bisa mendengar ilmu darinya. Bahkan tidak jarang di antara mereka ada yang mematok tarif tertentu tatkala mengisi sebuah kajian/ceramah yang nominalnya terlampau bombastis.

    Pernah, suatu saat saya melihat tayangan berita ketika terjadi suatu skandal seorang Ustadz yang mematok tarif ceramah yang terlampau tinggi sehingga memberatkan jemaat kajianya. Afwan, dalam sesi jajak pendapat ada seorang da’i lainnya dimintai komentar akan hal itu lalu dia berkata, “kami ini menjadi ustadz ya cari uang, kalau dibayar banyak ya ngomongnya banyak, kalau dibayar sedikit yang ngomongya sedikit”. Naudhubillah, bahkan tidak jarang di antara pada da’i itu juga hanya mencari sensasional dalam kajiannya agar tidak kehilangan panggung agar tidak ditinggal jemaatnya. asal jemaat kajiannya senang mereka mengajarkan sesuatu yang bukan dalam koridor Quran hadist, seperti hanya membuat lelucon, menceritakan kabar dusta, mengadu domba, khurofat, takhayul, dan lainnya yang isinya justru jauh dari ingat kepada Allah. Dalam kesempatan lain ada juga seorang ustadz atau da’i yang pilih-pilih jemaat pengajiannya. Jika dia orang yang berada secara materi maka dia lebih semangat menyampaikan agama, namun jika jemaatnya ini hanya orang biasa bahkan cenderung orang yang tidak mampu dia cemberut, bahkan enggan mengajarkan agama kepadanya.

    Rosulullah saja pernah ditegur Allah tatkala berbuat seerti itu, ketika ada seseorang yang bernama ibnu umi maktum betul-betul ingin beriman datang kepada rosul namun keadaan dia buta dan tergolong orang biasa dan bukan terpandang Rosulullah justru cemberut dan berpaling. Sebaliknya ketika ada orang yang berkecukupan datang padamu, engkau menyambutnya dengan senang. 

    Sekiranya ingatlah kembali firman Allah ﷻ berikut ini,

     

    إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلْكِتَٰبِ وَيَشْتَرُونَ بِهِۦ ثَمَنًا قَلِيلًا ۙ أُو۟لَٰٓئِكَ مَا يَأْكُلُونَ فِى بُطُونِهِمْ إِلَّا ٱلنَّارَ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ ٱللَّهُ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

    Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (harta dunia), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih.
    QS. Albaqoroh : 174

     

    Begitu pula sabda Rosulullah ﷺ

     

    مَنْ طلبَ العلمَ لغيرِ اللهِ وأرادَ بهِ غيرَ اللهِ، فليتبوأْ مقعدَهُ مِنَ النارِ

    Barang siapa yang mempelajari ilmu ( ilmu syar’i ) selain karena Allah dan ( bahkan ) dia menghendaki dengan ilmu tersebut selain karena Allah, maka dia akan bertempat duduk di neraka
    HR. Ibnu Majjah


    مَن تعلَّمَ علمًا مِمّا يُبتَغى بِهِ وجهُ اللَّهِ، لا يَتعلَّمُهُ إلّا ليصيبَ بِهِ عرضًا منَ الدُّنيا، لم يجد عَرفَ الجنَّةِ 

    Barang siapa yang mempelajari ilmu yang seharusnya ditujukan untuk mencari wajahnya Allah ( karena Allah ), ( lalu ) dia tidaklah mecari ilmu tersebut kecuali hanya untuk mencari harta dunia maka dia tidak akan mencium wanginya surga
    HR, Ibnu Majjah 

    Boleh jadi para da’i atau ustadz yang seperti itu waktu di awal mereka ingin mencari wajahnya Allah, namun sifat manusia mana ada yang tahu? Seiring dia menjadi da’i atau ustadz ternyata menggiurkan secara ekonomi akhirnya sedikit demi sedikit niat itu terkikis hingga pada akhirnya dia relai menggadaikan agama Allah dengan harta yang sedikit ( dunia ). Maka sebagai bentuk saling ingat mengingatkan, nasehat menasehati semoga Allah memberikan hikmah dan barokah-NYA.

    Alhamdulillahi Jazza Kumullahu Khoiro

     

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

     

    Nambah Barokah :

    Simaklah beberapa firman Allah berikut ini,

     

    أَمْ تَسْـَٔلُهُمْ أَجْرًا فَهُم مِّن مَّغْرَمٍ مُّثْقَلُونَ

    ” (wahai Muhammad) apakah ( penyebab mereka tidak beriman ) sebab kamu meminta upah pada mereka ( dari menyampaikan agama ) sehingga mereka terberati dengan hutang?”

    QS. Al-Qalam : 47


    أَمْ تَسْـَٔلُهُمْ خَرْجًا فَخَرَاجُ رَبِّكَ خَيْرٌ ۖ وَهُوَ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ

    ”Ataukah ( penyebab mereka tidak beriman ) kamu meminta upah pada mereka ? maka upah Tuhanmu lebih baik dan Allah adalah sebaik - baiknya dzat yang memberikan rizeki”
    QS. Al-Mu’minun : 27

    Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

    Hai

    Klik Kontak Whatsapp Di Bawah Ini Untuk Mulai Mengobrol

    Pemilik Cak Akbar
    +6282136116115
    Call us to +6282136116115 from 0:00hs a 24:00hs
    Hai, ada yang bisa saya bantu?
    ×
    Tanya Kami