√ How Economists forecast the economy? - Cak Akbar

How Economists forecast the economy?

Daftar Isi [Tampil]

     



    اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

    pernah ga sih kalian baca-baca berita di media masa atau media cetak tentang perekonomian? seperti pemerintah memprediksi pendapatan masyarakat Indonesia akan naik sebesar 10 juta per-tahunnya. Pernah nda kalian bertanya – tanya darimana pemerintah dapat angka segitu? apa pemerintah cuma nebak aja? atau pakai dukun se kelas Nasional? Nah pertanyaan itu bisa dijawab oleh manusia – manusia yang berjibaku di Ilmu Ekonomi atau ya seorang Ekonom (Economist).

    Kalian tau nda apa itu ekonom? ekonom ialah seseorang yang bekerja dengan mengimplementasikan ilmu – ilmu ekonomi yang telah dia peleajari dan memadukanya dengan disiplin ilmu lain baik yang sains seperti matematika, statistika ataupun sosial seperti psikologi, demografi, bahkan filasafat yang kesemua itu untuk menganalisis fenomena ekonomi yang terjadi di masyarakat yang selanjutnya akan membuat rumusan teori atau kebijakan untuk membawa masyarakat menuju sejahtera (welfare economics). Itulah kenapa di Indonesia ada kementrian Koordinator Bidang Perekonomian yang kerjaanya membidangi koordinasi dan sinkronisasi penyiapan dan penyusunan kebijakan serta pelaksanaannya di bidang perekonomian. Tentu dalam menyiapkan dan penyusunan nya ga asal – asalan kan hehehehe.

    Berikut akan coba kami jelaskan bagaiman seorang ekonom terlibat dalam merumuskan kebijakan perekonomian.

    Sebelumnya kita fahami dulu nich, kalau di Ilmu Ekonomi itu ada istilah ekonomi dasar dan ekonomi terapan. Ekonomi dasar, pengembangan metode (teori dasar) yang tepat untuk mengukur hubungan variabel ekonomi yang ditetapkan dalam suatu model. Sedangkan ekonomi terapan penerapan metode ekonomi yang dikembangkan dalam teori dasar metode ekonometrika. Nah gampanganya metode ekonometrika tuh begini,




    Nah, sekarang akan kita coba jelaskan satu per satu :),

    1. Economic Theory atau teori ekonomi, ialah sekumpulan teori  (abstraksi dari kenyataan) yang digunakan untuk menyederhanakan fenomena rill ekonomi. Sebaagai contoh kami akan menggunakan teori konsumi yang diperkenalkan oleh Keynes– bacanya keyns :). Dia mengatakan bahwa ketika pendapatan masyarakat naik sebesar satu satuan (bisa dinyatakan dalam bentuk 1 juta Rupiah dan sebagainya) maka konsumsi masyarakat akan mengalamai kenaikan namun kenaikan tersebut tidak lebih dari jumlah kenaikan pendapatanya tersebut. Teori dinamakan Marginal Propensity to Consume (MPC) dimana nilainya lebih tinggi dari 0 dan kurang dari 1 ( 0<MPC<1). Buat gambaran aja nih, biar dong hehehe. Kalo misal pendapatan kita (misal gaji) naik satu juta, konsumsi kita juga akan ikut naik kan? dan naiknya tu nda mungkin lebih dari satu juta hehehe kalo lebih ya nombok dong 🙂

    2. Mathematical and model theory atau model matematisnya. Nah dari teori ntu, dapat dijelaskan secara rumusan matematikanya.


    dari situ coba kita amati “Y” mewakili pengeluaran konsumsi, dan “X” mewakili pendapatan dan “β” (bacanya Beta) 1 dan 2 mewakili para meter.  Maksudnya β1 adalah bilangan konstanta, yakni nilai konstan (tetap) ketika nilai “Y” sama dengan 0 dan β2 X adalah variabel dependen dimana nilainya tergantung daripada hasil nilai X itu sendiri. mudeng? anggap aja mudeng ya 🙂

    3. Model Ekonometrika



    nah, bedanya model matematika dengan model ekonometrik, bahwa di model ekonometrika kita memasukan variabel error atau error term yaitu ada variabel lain yang diduga berpengaruh diluar model. Misal pada teori tadi bahwa konsumsi masyarakat dipengaruhi oleh pendapatan, nah dari asumsi tadi ada error term bahwa ada hal lain yang dapat mempengaruhi konsumsi selain pendapatan, apa itu? ya nda tau soalnya nda dimasukan kedalam model :p (misalnya selera masyarakat dsb.)

    4. Data. yang paling terpenting untuk membuktikan secara empirik apakah teori yang ada tersebut valid (sah) atau tidak.

    Nih, misalnya data Pengeluaran konsumsi masayrakat (Y) dan GDP (Gross Domestic Product) atau pendapatan negara dihitung dari pertumbuhan output yang ada di dalam negeri mulai dari tahun 1982 – 1996 atau sekitar 15 tahun.

    5. Estimasi dari model ekonometrika, nah setelah data telah komplit kerjaan yang harus dilakukan selanjutnya adalah melakukan estimasi yang biasanya menggunakan analisis regresi. Gimana caranya mas? kalo dihitung secara manual bakalan menghabiskan masa muda mu nanti :), maka kita berterima kasih kepada pengembang software seperti SPSS, Eviews, Stata, dan Minitab yang telah berjasa membantu para ekonom untuk menganalisis data dalam jumlah besar sehingga mereka bisa tetap awet muda (karena ga kebanyakan ngitung hehehehe). Nah, untuk penjelasan menganalisis make tu software akan dibahas pada tulisan lain. Singkat cerita hasil dari estimasi tersebut hasilnya seperti ini,



    Dapat dilihat hasil estimasi modelnya dari data 15 tahun tadi, bahwa “Y hat” hasilnya -184.0779 + 0.7064 xi nah apa tandanya? yaitu dari kenaikan GDP sebesar satu satuan (katakanlah satu rupiah) membuat kenaikan konsumsi rill masyarakat sebesar 0.7064 kali atau sekita 0.7%

    6. Nah, dari situ seorang ekonom dapat membuat hipotesis (dugaan sementara) dari fenomena ekonomi tersebut, bahwa kenaikan satu satuan GDP dapat meningkatkan konsumsi rill masyarakat sebesar 0.7%  sehingga dia dapat membuat hipotesis (dugaan sementara yang dianggap benar)  tentang apakah kenaikan GDP dapat meningkatkan konsumsi atau tidak. Selanjutnya jika dilihat dari data sebelumnya bahwa konsumsi masyarakat pada tahun 1996 ialah sebesar 4714.4 juta sehingga pemerintah dalam hal ini ekonom dapat memperkirakan konsumsi masyarakat pada tahun 1997 (kira-kira) sebesar 4951.3 juta.

    7. Meramal dan memprediksi, nah dari ramalan yang sudah dibuat tadi pemerintah dapat mencocokan kemudian dengan data rill yang ada. Katakanlah akhirnya mencapai di penghujung tahun 1997 dimana pemerintah memiliki data rill nya sehingga dilakukan analisa kembali dan hasilnya seperti ini,


    nah dari situ terdapat forecast error 37.082 atau sebesar 0.77% dari prediksi awal

    8. Menggunakan hasil analisa untuk keperluan kebijakan. Nah, dari kenyataan yang tidak sesuai ekpektasi itu :’) kemudian pemerintah dapat melakukan serangkaian kebijakan untuk menggenjot konsumsi masyarakat seperti mempertahankan daya beli masyarakat, pemangkasan pajak, subsidi dan sebagainya yang bertujuan untuk memajukan kesejahterhaan masyarakat.

    Tentu dalam kenyataannya analisa ekonomi tidak se-sederhana ini Ferguso, tentu lebih njlimet N penuh pertimbangan dan asumsi sana-sini. Nah, dari situ setidaknya temen temen bisa bayangin kan gimana kompleksnya pemerintah dalam memutuskan suatu kebijakan, dan kebijakan itu muncul nda secara sim salabim tapi melalui serangkaian analisa yang mendalam dan rapat yang terkadang menguras anggaran 🙂

    Sekian, semoda ada manfaatnya

    اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

    Yogyakarta, 22 Mei 2022
    KataCakAkbar

    Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

    Hai

    Klik Kontak Whatsapp Di Bawah Ini Untuk Mulai Mengobrol

    Pemilik Cak Akbar
    +6282136116115
    Call us to +6282136116115 from 0:00hs a 24:00hs
    Hai, ada yang bisa saya bantu?
    ×
    Tanya Kami