√ "Wahai Dzat yang Membolak-Balikan Hati" - Cak Akbar

"Wahai Dzat yang Membolak-Balikan Hati"

Daftar Isi [Tampil]





    اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ 

    Sebuah kisah nan agung tentang seorang Ulama termasyhur, ahli ibadah, lagi zuhud dalam hidupnya. Mendedikasikan seluruh hidupnya dalam ketaatan siapa sangka bahwa di akhir hayatnya dia dalam keadaan su’ul khotimah dalam keadaan kufur kepada Allah. Ya, ialah Barshisho yang para Ulama mufasirin Al-Qur’an menjelaskan maksud dalam firman Allah yang maha agung.

    كَمَثَلِ الشَّيْطٰنِ اِذْ قَالَ لِلْاِنْسَانِ اكْفُرْۚ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّنْكَ اِنِّيْٓ اَخَافُ اللّٰهَ رَبَّ الْعٰلَمِيْنَ

    seperti (bujukan) setan ketika ia berkata kepada manusia, “Kafirlah kamu!” Kemudian ketika manusia itu menjadi kafir ia berkata, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam.”

    QS. Al-Hasr: 16-17 

    Dalam kesempatan tulisan ini kami akan mengulas hikmah dalam bahasan yang sederhana dari sisi Psiko-Teologis, yang tentunya semata-mata menggali hikmah dari setiap ayat kauniyah-NYA.

    اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ

    “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal”
    QS. Ali-Imron:190

     

    Wahai Dzat yang Membolak-Balikan Hati

    Jika kita kembali mengulas, kisah-kisah dalam kitab suci Al-Qur’an ataupun kisah dari Rosulullah mungkin ada beberapa kisah yang tak dapat kita fahami tentang perilaku manusia.

    Seperti Barshisho, bagaimana seorang a’bid (ahli ibadah) yang sudah sekian lama beribadah kepada Allah namun diakhir hayatnya dia menutup umur dalam keadaan kufur kepada Allah.

    Seperti kisah orang Bani Israil yang membunuh 99 orang ditambah seorang pendeta yang mengatakan bahwa dosanya tidak terampuni, di akhir hayatnya Allah menghukumi dia telah bertaubat dan layak mendapatkan ampunan dan surganya.

    Ada juga kisah Qotzman dalam riwayat Imam Muslim, tatkala perang Uhud dimana dia bertempur dengan gagah berani sampai-sampai para Sohabat berkomentar “dia pasti mati syahid dan masuk Surga” justru Rosululla atas wahyu dari Allah mengatakan “Bahkan, dia penghuni neraka” sontak saja para Sohabat terkejut, dan betul saja di akhir hayatnya Qotzman mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

    Ada juga kisah Tsa’labah yang tatkala dia miskin rajin dan tertib ibadahnya, namun berubah tatkala sudah menjadi saudagar kaya berubah bahkan enggan diminta zakat.

    Tentu, akan banyak kisah-kisah serupa yang tak terhitung jumlahnya.

    Itulah sebabnya, dari sekian banyak do’a yang Rosulullah panjatkan ada satu do’a yang tak pernah Rosulullah tinggalkan dalam setiap kesempatan beliau Shollawlahu alaihi wasallam  dalam berdo’a. Setidaknya seperti itulah berdasarkan redaksi istri Rosululah Ummi Salamah (ummul mukmin) ketika ditanya “do’a apakah yang sering Rosulullah baca?” Lantas Ummi Salamah menjawab,

    يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

    “Wahai dzat yang membolak-balikan hati, tetapkanlah hatiku dalam agama-MU”

    Bahkan saking penasarannya Ummi Salamah, beliau sampai bertanya 

    يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا لأَكْثَرِ دُعَائِكَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

    “Wahai Rasulullah kenapa engkau lebih sering berdo’a dengan do’a, ’Ya muqollibal quluub tsabbit qolbii ‘ala diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu)’. ”

    Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya menjawab,

    يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِىٌّ إِلاَّ وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ

    “Wahai Ummu Salamah, bahwasanya hati anak Adam ( manusia) selalu berada di antara dua jari dari jari-jemari Allah. Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun siapa saja yang dikehendaki, Allah pun bisa menyimpangkannya/menyesatkannya.”
    HR. Tirmidzi

    Enantiodromia

    Bila kita menggali hikmah yang lebih dalam, pada era awal abad ke-20 ada seorang Psikoanalisis yang mendedikasikan dalam peletakan konsep ilmu psikologi modern yang bernama Carl Jung. Dalam bukunya Psychological Types (1921) https://archive.org/details/psychological_types/page/540/mode/2up beliau menjelaskan sebuah konsep perilaku manusia yang disebut Enantiodromia yang dijelaskan sebagai,

    “the emergence of the unconscious opposite in the course of time.”

    Atau bila diterjemahkan secara kontekstual sebagaim

    “munculnya ketidaksadaran yang berlawanan, dan mengiringi aksi dalam kesadaran seiring berjalannya waktu”

    Dalam essay tersebut, Jung menjelaskan ada 3 faktor yang mendorong tercipatanya alam sadar manusia,

    Belief/kepercayaan

    Tendency/kecenderungan

    Behavior/perilaku atau kebiasaan.

    Fenomena Enantiodromia terjadi, ketika kontra/keterbalikan dari ketiga unsur tadi dikerjakan oleh manusia secara akumulatif sehingga yang awalnya perilaku yang bersumber dari alam bawah sadar (subconscious) menjadi perilaku sadar (Conscious) dengan sendirinya.

    Untuk memahami konsep abstrak ini, mari kita coba dalam sebuah kasus.

    Seseorang yang mulanya dikenal baik/alim ternyata dibalik itu dia seorang yang banyak melakukan tindakan asusila.

    Seseorang yang mulanya dikenal pemabuk, banyak berbuat onar, dan perbuatan meresahkan masyarakat lainnya saat tua dia bertaubat dan menjadi pribadi yang taat.

    Seorang yang alim tadi bisa saja saat dia hendak melakukan tindakan asusila tentu mulanya dia merasa takut berdosa, malu, dan sebagainya. Namun tatkala dia sering mengerjakan apa yang berlawanan dari alam sadarnya (alim, berbuat baik, dan sebagainya) menjadi perbuatan alam bawah sadarnya (berbuat asusilla). Lama kelamaan perbuatan alam bawah sadarnya itulah yang menguasai dirinya (menjadi perilaku sadar). Itulah mengapa dalam Firman Allah, sekali seseorang mengambil jalan yang menyimpang selamanya akan Allah simpangkan

     فَلَمَّا زَاغُوْٓا اَزَاغَ اللّٰهُ قُلُوْبَهُمْۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ

    “Maka ketika mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan (terus) hati mereka. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.”
    QS. As-Sof : 5

    Maka dahulu guru-guru kami kerap memberikan pesan

    “Biasakan yang benar, jangan membenarkan kebiasaan” 

    Dan apa yang dikemukakan oleh Carl Jung tentang fenomena Enantiodromia merupakan fenomena universal yang berpotensi dialami semua orang, maka tidak berlebihan seorang Rosulullah yang mulia lagi maksum (terjaga dari dosa) kerap memanjaatkan do’a tersebut agar senantiasa Allah lindungi. Lantas bagaimana dengan kita?  Apakah ada jaminan bahwa kita akan terus istiqomah sampai akhir hayat kita? Tentu upaya lahir tetap terus diupayakan sebagaimana 4 tali keimanan,

    - Bersyukur

    - Mempersungguh

    - Menganggungkan

    Kemudian ditambah usaha batin kita yakni dengan berdo’a agar Allah senantiasa menjaga kita dari berubahanya diri kita, dari menyimpangnya diri kita jauh dari kebenaran sampai khusnul khotimah. 

    Sekian, semoga Allah memberikan manfaat dan barokah-NYA.

    Alhamdulillai Jazza Kumullahu Khoiro


    اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

    #KataCakAkbar

     Yogyakarta, 1 Oktober 2022

    رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً ۚاِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ

    (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.”
    QS. Ali Imron: 8

     

     

    Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

    Hai

    Klik Kontak Whatsapp Di Bawah Ini Untuk Mulai Mengobrol

    Pemilik Cak Akbar
    +6282136116115
    Call us to +6282136116115 from 0:00hs a 24:00hs
    Hai, ada yang bisa saya bantu?
    ×
    Tanya Kami