√ Andai Aku, adalah Dia - Cak Akbar

Andai Aku, adalah Dia

Daftar Isi [Tampil]


    اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

    Sekelumit Kisah

    Mengawail tulisan kali ini, kami akan memulai dengan sebuah anekdot. Aliksah ada seorang wanita tua tengah kebingungan mencari-cari sesuatu di depan rumahnya. Tak tega melihat wanita tua itu kebingungan, ada seorang anak kecil memberanikan diri bertanya, “sedang mencari apa nek?” “mencari cincin nikah nenek, nak” jawab wanita tua tersebut. “hilang dimana cincin nenek tadi?” lanjut tanyanya. “hilang di dalam rumah nak”. “Kalau begitu kenapa mencarinya di luar rumah nek?” tanya heran si anak kecil tersebut. “di dalam rumah gelap, nenek tidak bisa mencarinya” pungkas wanita tersebut.

    Saudaraku, sedari manusia belum terlahir ke dunia ini bahkan semenjak di alam kandungan/rahim ibu kita, semua peristiwa yang akan terjadi sepanjang hidup kita sudah Allah tentukan (qodarkan) untuk kita. Simaklah sabda Rosulullah sollawlahu alaihi wa sallam berikut ini,

    عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ   ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ.

    Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan, “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani (nuthfah) selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah (‘alaqah) selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging (mudhgah) selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan diperintahkan untuk ditetapkan empat perkara, yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya dan celaka atau bahagiaannya.”
    HR. Bukhari

    Dengan kata lain, Allah telah memberikan kita bocoran berita (spoiler) bahwa seluruh kisah dalam hidup kita “pasti” akan mengalami kebahagian, kesedihan, rezeki, musibah, cobaan/ujian, dan pada akhirnya ditutup dengan ajal. Itu semua adalah qodho nya Allah yang tidak bisa ditawar-tawar lagi dan kita sebagai hambanya hanya bisa mensikapi dengan memperbanyak syukur serta sabar atas semua ketetepan darinya. Yakin bahwsanya apa yang kita dapatkan saat ini sudah yang terbaik dari Allah. Itulah karakter/ciri diri nya hamba Allah yang beriman. Sebagaimana firman Allah dan sabda Rosulullah berikut ini,

    وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

    :boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
    QS. Al-Baqoroh:216

    عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

    “Sungguh menakjubkan pekaranya orang iman. Seluruhnya urusannya itu berakibat baik. Hal tersebut tidaklah didapati kecuali pada orang iman. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.”
    (HR. Muslim)

    Qodar Cobaan/Ujian

    Cobaan sendiri adalah segala hal yang membuat hati orang iman menjadi susah. Cobaan di sini memiliki dimensi pengertian yang sangat luas. Sebagaimana firman-NYA

    وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ

    “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”
    QS. Al-Baqoroh:155

    Penjelasan pada frasa “kurangnya diri” memang bemakna luas. Para mufasirin menjelaskan kurangnya diri bermakna seperti tubuh yang cacat, adanya penyakit dalam tubuh. Sebagian mufasirin lainnya menjelaskan kurangnya diri sebagai lemahnya hati atau istilah sekarang perasaan rendah diri (insecurity) dikarenakan melihat keutaman/kelbihan orang lain yang melebihi dirinya. Itulah mengapa dalam firman Allah yang lain, menjelaskan bahwa antar sesama manusia itu berpotensi menjadi cobaan. Maka solusi yang Allah berikan adalah bersabarlah. 

    وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ

    “Kami Allah telah menjadikan sebagian kalian (manusia) dengan sebagian yang lain menjadi cobaan, (maka) apakah kalian bisa bersabar?”
    QS. Furqon:20

    Terlebih di era keterbukaan informasi dan flexing sosial media dimana setiap insan mempertontonkan hasil terbaik dalam hidupnya, yang secara sadar ataupun tidak menjadi cobaan bagi orang lain di sekitarnya. Hal itu adalah hak mereka, toh kita ber-husnudhon itu bagian dari mereka mensyukuri nikmat Allah 

    وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

    “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.”
    QS. Adh Dhuha: 11

    Muhasabah Diri

    Sekarang mari kita melakukan retrospeksi dalam diri kita. Orang Jawa memiliki sebuah pepatah “urip iku wang sinawang “ yang berarti segala hal yang kita lihat pada orang lain sejatinya tidak lah lebih baik atau lebih buruk. Ketika melihat seseorang mengendarai mobil yang bagus, boleh jadi ada tanggungan kredit bulanan yang harus dia tanggung. Ketika melihat ada orang yang berpakaian lusuh, boleh jadi dia orang yang damai hidupnya dikarenakan tidak terbebani dengan hutang dan cicilan. Lanjut lagi, ketika kita melihat seseorang yang dengan wajah sumringah berangkat untuk bekerja, boleh jadi itu adalah kesempatan dia bekerja setelah berkali-kali lamaran pekerjaannya ditolak.

    Ingatlah, bahwa sedari lahir kita membawa kelebihan dan keutaman dari diri kita masing-masing. Lantas untuk apa kita berandai-andai seandainya kita menjadi mereka? Simaklah renungan dari firman Allah dan sabda Nabi-NYA

    يَقُولُونَ هَلْ لَنَا مِنَ الْأَمْرِ مِنْ شَيْءٍ قُلْ إِنَّ الْأَمْرَ كُلَّهُ لِلَّهِ يُخْفُونَ فِي أَنْفُسِهِمْ مَا لَا يُبْدُونَ لَكَ يَقُولُونَ لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ مَا قُتِلْنَا هَاهُنَا قُلْ لَوْ كُنْتُمْ فِي بُيُوتِكُمْ لَبَرَزَ الَّذِينَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقَتْلُ إِلَى مَضَاجِعِهِمْ وَلِيَبْتَلِيَ اللَّهُ مَا فِي صُدُورِكُمْ وَلِيُمَحِّصَ مَا فِي قُلُوبِكُمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ

    “Mereka (orang-orang munafik) berkata: ‘Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?’. Katakanlah: “Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah”. Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: “Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini”. Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.”
    (QS. Ali Imran: 154).

    Ayat di atas ini berkisah tetang perandaiannya orang munafiq ketika orang-orang Iman tertimpa kekalahan mereka berkata, “seandainya saja kami di rumah (tidak ikut berperang) pasti kami selamat dan tidak terbunuh” sebabnya Allah membalas “Kalian di rumah ataupun tidak kematian itu tetap saja akan mendatangi kalian”

    Maka, berhentilah berandai-andai, ingatlah bahwa seandainya semua manusia berusaha memberikan manfaat padamu atau memberikan bahaya/mudhorot padamu niscaya yang engkau dapat adalah apa yang sudah menjadi qodar darimu. Simaklah sabda Rosulullah berikut ini

    وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ

    “Ketahuilah apabila semua umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan seandainya mereka pun berkumpul untuk menimpakan bahaya kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak dapat membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena-pena (pencatat takdir) telah diangkat dan lembaran-lembaran (catatan takdir) telah kering.”

    HR. Tirmidzi

    Kendati demikian, jangan sampai kita berpangku tangan dan pasrah saja dalam menjalani hidup. Melainkan hari demi hari yang kita jalani terus semangat dan berikan yang terbaik serta pasrahkan semuanya kepada Allah. Pasrah dan menyerah adalah dua filosofi kata yang bebeda. Menyerah adalah menyudahi usaha tanpa ada usaha dan perjuangan sedangkan pasrah adalah tawadhu atau rendah hatinya diri kita setelah serangkaian usaha yang kita lakukan diirngi dengan berharap kepada Allah.

    احرص على ما ينفعك، واستعن بالله ولا تعجز، وإن أصابك شيء، فلا تقل لو أني فعلت كان كذا وكذا، ولكن قل قدر الله وما شاء فعل، فإن لو تفتح عمل الشيطان 

    “Semangatlah dalam menggapai apa yang manfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan bersikap lemah. Jangan pula mengatakan: ‘Andaikan aku berbuat demikian tentu tidak akan terjadi demikian’ namun katakanlah: ‘Ini takdir Allah, dan apapun yang Allah kehendaki pasti Allah wujudkan’ karena berandai-andai membuka tipuan setan.”
    HR. Muslim

    Penutup

    Sebagai menutup tulisan kali ini, simaklah firman Allah berikut ini

    وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ ۗ لِلرِّجَالِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوْا ۗ وَلِلنِّسَاۤءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ ۗوَسْـَٔلُوا اللّٰهَ مِنْ فَضْلِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا

    Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
    QS. Annisa: 32

    Setiap hasil yang dinikmati setiap orang tentu ada usaha dibaliknya, maka tanyalah pada diri kita sudah sejauh apa upaya dan usaha serta pasrah kita kepada Allah untuk menggapainya? Bukannya hanya mendengki/istilah sekarang “julid” tanpa ada upaya lahir batin

    Sekian, semoga Allah memberikan manfaat dan barokah

    Alhamdulillah, Jazza Kumullahu Khoiro

    اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

    Bekasi, 1 Desember 2022

    KataCakAkbar

    في المدارس نتعلم الدروس ثم نمر بالامتحانات 

    Di sekolah kita mempelajari sejumlah mata pelajaran baru kemudian melewati ujian

    أما في الحياة نمر بالامتحانات ثم نتعلم الدروس 

    Tetapi dalam kehidupan, kita terlebih dahulu melewati berbagai ujian, baru kemudian mengambil pelajaran

     

    Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

    Hai

    Klik Kontak Whatsapp Di Bawah Ini Untuk Mulai Mengobrol

    Pemilik Cak Akbar
    +6282136116115
    Call us to +6282136116115 from 0:00hs a 24:00hs
    Hai, ada yang bisa saya bantu?
    ×
    Tanya Kami