√ Dua Nasehat Hati - Cak Akbar

Dua Nasehat Hati

Daftar Isi [Tampil]

     





    Dua Nasehat Hati

     

    Semua nasehat itu baik, sebab nasehat itu bertujuan agar dirinya dan orang lain menjadi baik

    إرادة الخير للغير

    “Menghendaki baik kepada yang lain”

    Namun, tidak ada salahnya dalam tulisan kali ini Cak Akbar memberikan versinya

    Pahit Getir Dakwah Rosulullah ﷺ

    Bagaimanapun, manusia adalah makhluk perasa dan peka atas segala rasa yang diterima olehnya. Entah dia menanggapnya ada atau tidak. Ada yang abai dengan rasa itu, sehingga ia terkesan menjadi orang yang bebal ada pula yang menerimanya dengan terlalu larut hingga membuat dirinya jatuh dan terpuruk.

    Sama halnya seperti, Rosulullah ﷺ hatinya pernah amat terpuruk atas segala perilaku, upadaya buruk (makar), makian, serta cacian orang kufur yang membuat hati beliau susah,

    وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ

    “Dan sungguh, Kami mengetahui bahwa dadamu menjadi sempit karena apa yang mereka ucapkan.”

    QS. Al-Hijr: 97

    قَدْ نَعْلَمُ إِنَّهُ لَيَحْزُنُكَ ٱلَّذِى يَقُولُونَ ۖ فَإِنَّهُمْ لَا يُكَذِّبُونَكَ وَلَـٰكِنَّ ٱلظَّـٰلِمِينَ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ يَجْحَدُونَ

    “Sesungguhnya Kami mengetahui bahwa apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu (Muhammad); maka (ketahuilah) sesungguhnya mereka bukan mendustakanmu, tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.”
    QS. Al-An’am: 33

    Padahal, sekalipun apa yang beliau sabdakan dan sampaiakn adalah kebaikan dan ajakan untuk menyeru pada ajakan yang lurus (Tauhid/Monoteisme). Pesan tersebut tidak diterima dengan baik. Dalam hal ini memang status quo/ kebiasaan yang kadung mengakar kuat di kalangan kafir Quroish sedemikian kuatnya, sehingga ketika datangnya kebenaran/barang haq sekalipun mereka enggan menerimanya.

    Dari kisah dakwah Rosulullah ﷺ di sini setidaknya, kami mengambil hikmah dalam dua hal,

    1.     Bencinya manusia kepada kita, boleh jadi karena hal-hal yang sebetulnya mereka tidak mengerti/pahami.

    2.     Menyenangkan/membuat semua manusia setuju, adalah keniscayaan yang nihil terjadi.

    Dari dua hikmah tersebut, kami teringat dua nasehat pepatah arab dan bagaimana dalam menerapkannya diakhir tulisan.

    Nasehat Pertama

    النَّاسُ أَعْدَاءُ مَا جَهِلُوا

    “Manusia cenderung membenci apa yang mereka tidak ketahui”

    Kalimat tersebut adalah pepatah bahasa arab, pesan yang hendak disampaikan adalah. Jika orang lain membencimu, boleh jadi dia tidak terlalu paham/mengerti dengan dirimu. Boleh jadi, seseorang yang benci/tidak suka kepada kita sebab ketidaktahuan mereka atau bahkan mereka hanya tahu dari kabar orang lain yang mendorong untuk membenci kita. Contoh, ada seorang murid sekolah yang datang ke sekolah selalu terlambat. Karena murid tersebut pendiam, guru-guru lain hanya tahu si murid tersebut gemar terlambat. Padahal murid tadi harus menghidupi adik dan orang tuanya yang sedang sakit sehingga dia harus banting tulang mencari nafkah selepas sekolah. Adapula seorang wanita yang baru ditinggal mati suaminya, acapkali pulang larut malam, tetangga sekitar saling berbisik dan menebar isu, kalau wanita tersebut adalah wanita tunasusila. Tetangga lain, yang “hanya” mendengar dari bisikan antar tetangga tersebut turut mengadili dan mengahikimi wanita tersebut sebagai wanita niradab. Padahal, dia adalah. Padahal wanita tersebut adalah orang tua tunggal yang harus menghidupi anaknya hingga mengharuskan bekerja sampai larut malam.

    Nasehat Kedua

    رِضَى النَّاسِ غَايَةٌ لَا تُدْرَكُ،

    وَرِضَى اللَّهِ غَايَةٌ لَا تُتْرَكُ،

    فَاتْرُكْ مَا لَا يُدْرَكُ،

    وَأَدْرِكْ مَا لَا يُتْرَكُ.

    “Keridhoan/menyenangkan semua manusia adalah puncak/tujuan yang tidak dapat dicapai”

    “Sedangkan keridhoan Allah adalah tujuan yang tidak seharusnya ditinggalkan”

    “Tinggalkanlah apa yang tidak dapat dicapai”

    “gapailah apa yang seharusnya tidak ditinggalkan”

     

    Nasehat di atas, adalah ucapan yang kerap dinisbatkan kepada Imam Asy-Syafi’ie, pesan yang hendak disampaikan adalah menyadarkan kita bahwa membuat seragam setiap kepala yang berdiri bebas adalah mustahil. Baik dan benar maksud dan tujuan menurut kita, belum tentu dapat diterima dengan baik bagi orang lain.

    Bagimana Menerapkannya?

    Dalam hal ini, kami berkesimpulan pentingnya memiliki kesadaran hati secara luar (eksternal) dan dalam (internal). Dalam nasehat pertama, kita tidak bisa membatasi orang yang benci kepada kita, pun, kita juga tidak bisa memaksa orang lain menyenangi kita. Mereka adalah hal yang tidak dapat kita kendalikan/kontrol sebaliknya kitalah tuan bagi dirikita sendiri.

    Kesadaran hati secara eksternal, sebagaimana dicontohkan Rosulullah ﷺ yang dicaci maki, bahkan disakiti oleh penduduk Thoif saat berdakwah di sana. Tatkala Malaikat (penjaga) Gunung datang dan menawarkan siksaan untuk mereka. Alih-alih menerimanya, Rosulullah ﷺ justru mendoakan,

    اللَّهمَّ اغفِرْ لقومي فإنَّهم لا يعلَمونَ

    “Ya Allah ampunilah qoumku, sesungguhnya mereka (berbuat seperti itu) karena tidak tahu (kalau saya adalah Nabi dan Rosul)”

    HR. Thobroni

    Pada ayat yang kami kemukakan di awal, Allah pun merespon kegundah-gulana hati Rosulullah ﷺ agar memanjatkan tasbih kepada-NYA

    فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُن مِّنَ السَّاجِدِينَ 

    “Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah orang yang sujud”
    QS. Al-Hijr: 98

    Sehingga, dengan membangun kesadaran hati secara eksternal ini kita bisa menjadi pribadi yang lebih tenang, tatkala mendapat cercaan, kebencian, makian, dan lain sebagainya. Toh, mereka tidak tahu yang sebenarnya. Kita tidak memiliki banyak tangan untuk membungkam mereka yang tidak suka dengan kita, kita hanya memiliki dua tangan untuk menyumbat telinga kita dari suara-suara sumbang dan terus bergerak maju.

    Kesadaran hati secara internal, hal ini sama pentingnya dengan poin pertama. Membangun kesadaran ini membuat kita lebih legowo dan tidak mudah terbawa perasaan (baper) manakala apa yang kita maksudkan tidak melulu diterima dengan baik.

    وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا

    “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan.”
    QS. Al-Furqon: 56

    اِنَّكَ لَا تَهْدِيْ مَنْ اَحْبَبْتَ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُۚ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

    “Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) tidak (akan dapat) memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki (berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk). Dia paling tahu tentang orang-orang yang (mau) menerima petunjuk”
    QS. Al-Qoshosh: 56

    Seperti Rosulullah ﷺ tugasnya menyampaikan risalah Tuhan-NYA, soal hidayah? Biarlah Allah yang mengetuk hatinya.

    Penutup

    Hati, adalah segumpal darah dalam diri manusia yang bilamana ia baik maka baik pula seluruh jasadnya dan bilama ia buruk maka buruk pula seluruh jasadnya.

     أَلاَ وإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وإذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهيَ اْلقَلْبُ

    “Ketahuilah bahwa dalam tubuh manusia terdapat sepotong daging. Apabila daging tersebut baik maka baik pula seluruh tubuhnya dan apabila daging tersebut rusak maka rusak pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah segumpal daging tersebut adalah hati”
    HR. Bukhori

    Semoga kita selalu diberikan hati yang baik, hati yang bisa saling mengerti dan memahami tanpa kata yang terucap, saling menjaga dan menghargai perasaan. Buatlah dunianya ini seakan-akan simulasi Surga-NYA.

    Yogyakarta, 16 April 2025

    #KataCakAkbar


    Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

    Hai

    Klik Kontak Whatsapp Di Bawah Ini Untuk Mulai Mengobrol

    Pemilik Cak Akbar
    +6282136116115
    Call us to +6282136116115 from 0:00hs a 24:00hs
    Hai, ada yang bisa saya bantu?
    ×
    Tanya Kami