السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Wanita Allah ciptakan dari tulang rusuk yang dekat dengan dada untuk dilindungi dan dekat dengan hati untuk disayangi
Pendahuluan
Segala puji bagi Allah dzat yang senantiasa memberikan rahmat dan ampunanya kepada hambanya yang selalu bertaubat kepada-NYA. Segala puji bagi Allah dzat yang masih memberikan hidayahnya kepada kita sehingga kita masih dapat membedakan mana barang yang haq dan mana barang yang batil, mana yang baik dan mana yang buruk. Sebagai hambanya yang beriman tentunya kita haruslah mengikuti apa yang menjadi petunjuk Allah yang termaktub dalam kitabnya (Alquran) dan tuntunan Rosulullah ﷺ dalam yang tertuang dalam sabdanya, perbuatanya, ikrarnya, bahkan cita-citanya.
وَأَنَّ هَـذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“dan bahwa sesungguhnya alquran ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah jalan tersebut, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) , karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa“
QS: Al An’am:153
فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.
Q.S Thaha: 123 – 124
Dalam sabda Nabi ﷺ beliau bersabda :
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.
HR. Baihaqi
Maka, jika betul-betul dapat mengikuti petunjuk yang ada di dalam Quran Hadist tentunya pasti kita tidak akan tersesat dari jalanya yang lurus. Termasuk dalam kita memahami nash (ketentuan) Quran Hadist haruslah dengan baik dan benar agar tidak keliru sama halnya dalam kita memahami dan memberlakukan tentang wanita yang akan kami jelaskan pada tulisan ini.
Diskriminasi Wanita Pada Masa Jahiliyah
Sebagaimana kita ketahui bahwa sebelum Islam yang dibawa oleh Rosulullah ﷺ datang praktik jahiliyah yang merjalela dikalangan kafir qurois sungguhlah keji, yakni mereka memandang wanita/perempuan sebagai suatu yang aib, hina, jelek, dan harus dibinasakan.
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَىٰ ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ
Dan apabila seseorang dari mereka (kafir qurois) diberi kabar gembira dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah (menahan susah)
QS. Annahl 58
Dalam ayat selanjutnya
يَتَوَارَىٰ مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ ۚ أَيُمْسِكُهُ عَلَىٰ هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ
Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.
QS. Annahl : 59
Sungguh ironi, kabar gembira yang seharusnya mereka terima dengan suka cita dan kebahagian justru mereka terima dengan penuh amarah dan kebencian. Semoga Allah melindungi kita dari hal itu.
Tidak berhenti sampai disitu, bahkan praktik mengubur hidup-hidup anak perempuan adalah hal yang lazim terjadi di kalangan kafir qurois kerap terjadi, sebab bagi mereka jika memiliki anak perempuan adalah aib dan dapat mencoreng nama keluarga yang terpandang pada masa itu.
وَإِذَا الْمَوْءُودَةُ سُئِلَتْ
Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya,
QS. Attakwir : 8
Maka, akibat kebodohan ilmulah yang membuta mereka sungguh tega membunuh, menghabisi anak-anak perempuan yang masih suci, bahkan mereka marasa memiliki anak perempuan sebagai aib, hanya akan mendatangkan kemiskinan dan malapetaka.
إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ…
Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persanggkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah mengira-ngira saja.
QS. Al’anam : 116
وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلَّا ظَنًّا ۚ إِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ
Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
QS. Yunus : 36
Memuliakan Wanita Pada Masa Islam
Setelah Rosulullah ﷺ terutus mengemban misi guna menjadi rahmat bagi semesta alam
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Tidaklah Kami mengutusmu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam
QS. Alanbiya : 107
Maka beliau menghancurkan segala praktik-praktik jahiliyah yang terjadi sebelum masa Islam termasuk sikap diskriminatif terhadap wanita.
Hadirnya wanita dalam kehidupan manusia adalah bentuk rohmat dari Allah
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir
QS. Rum : 21
Hadirnya seorang wanita/isteri dalam kehidupan manusia dalam hal ini laki-laki ialah sebagai rohmat dari Allah agar dirinya menjadi sempurna.
إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمَّلَ نَصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَاقِي
“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR. Al Baihaqi)
وَأَنكِحُوا اْلأَيَامَى مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَآئِكُمْ إِن يَكُونُوا فُقَرَآءَ يُغْنِهِمُ اللهُ مِن فَضْلِهِ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Dan menikahlah wahai para perjaka di antara kamu, dan orang-orang yang layak (untuk menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur: 32).
أن النبي محمد صلى الله عليه وسلم قال: (ثَلاثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَوْنُهُمْ : الْمُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ، وَالْمُكَاتَبُ الَّذِي يُرِيدُ الْأَدَاءَ، وَالنَّاكِحُ الَّذِي يُرِيدُ الْعَفَافَ)
Sesungguhnya rosulullah bersabda : Ada 3 golongan yang bagi Allah wajib untuk menolongnya : Orang yang berjihad fi sabilillah, Budak/hambasahaya yang mukatab (dapat merdeka dengan cara mencicil dirinya) yang menghendaki untuk lunas, dan orang yang menikah untuk menghendaki dirinya terjaga”
HR. Tirmidzi
Dari beberapa nukilan ayat dan hadis di atas dapat difahami bahwa hadirnya wanita dalam kehidupan manusia adalah rahmat dari Allah yang Allah berikan kepada kalian laki-laki. Maka sudah sepatutnya atas nikmat dari Allah ini kita syukuri dan kita jaga agar nikmat Allah tidak lepas dari kita atau justru nikmat itu berubah menjadi siksaan bagi kita.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
QS. Ibrahim : 7
dengan hadirnya wanita dalam kehidupan mu, hidupmu menjadi tenang lantaran hadirnya mereka. Dengan hadirnya wanita dalam kehidupan mu hari-hari mu menjadi penuh cinta dan kasih saying. Dengan hadirnya wanita dalam hidupmu sempurnalah separuh agamamu. Dengan hadirnya wanita dalam hidupmu datanglah kewajiban Allah untuk menolongmu. Dengan hadirnya wanita dalam hidupmu rezeki Allah datang kepadamu dengan menumbuhkan rasa tanggung jawabmu untuk membahagiakan mereka.
Janganlah Engkau Sia-Siakan Wanita
Kesalahfahaman Menafsirkan Ayat dan Hadis
Dari beberapa buku kajian sosiologi yang pernah saya baca, di antara penyebab tingginya tindak kekerasan kepada wanita dalam berbagai hal ialah mengakarnya sistem Patriarki yang melekat dalam budaya masyarakat. Apa aitu Patriarki? Singkatnya ialah semua sisetam dan tatanan masyarakat dipegang sepenuhnya oleh para laki-laki. Apa dampaknya? Seakan-akan wanita hanya menjadi kasta kedua dalam kehidupan manusia seperti buku yang di karang oleh Simone de Beauvior yang berjudul second sex[1]. Sederhananya dengan pemahaman seperti itu menjadikan laki-laki sebagai pihak yang superior dan otoriter sehingga wanita tidak memiliki ruang untuk berekspresi sesuai Batasan-batasan kodratinya. Dengan dalih, “saya adalah pemimpin wanita”, “Pokoknya, kamu harus manut apa kata saya” sehingga dari waktu ke waktu wanita kerap hanya menjadi kasta terbawah dan ironinya hanya menjadi pemuas belaka.
Memang betul Islam mewajibkan seorang isteri untuk tunduk dan patuh kepada suaminya, bahkan saking besarnya kewajiban patuh seorang isteri kepada suami sampai-sampai Rosulullah pun bersabda,
لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ ِلأَحَدٍ َلأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
لايجلداحدكمامرأتهجلدالعبدثميجامعهافىاخراليوم
“Janganlah salah seorang diantara kalian menjilid (mencambuk) istrinya sendiri seperti menjilid (mencambuk) seorang budak dan kemudian menggaulinya di akhir hari”
HR. Tirmidzi
Betulkah Islam mengajarkan seperti itu?
Simaklah penjelasan ayat berikut,
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِم…
“Laki-laki adalah pemimpin atas para wanita sebab keutamaan dari Allah yang Allah berikan kepada mereka mengalahkan atas sebagian yang lain yakni berupa harta-harta mereka”
QS. Annisa : 34
Memang dari mayortitas tafsir memperkuat bahwa yang dimaksud قَوَّامُونَ adalah pemimpin. Bahkan dalam salah satu sabda Nabi ﷺ bersabda :
لن يفلح قوم ولوا أمرهم امرأة
Tidaklah beruntung suatu koum yang pimpin oleh wanita
HR. Bukhori
Namun, harus kita bandingkan pula esensi daripada seorang pemimpin. Jadi, pemimpin itu haruslah bertanggung jawab, adil, rofiq, aris, dan bijaksana dalam memimpin/meramut yang dia pimpin.
Kesalahfahaman inilah yang sering dijadikan pembenaran untuk menekan, menindas wanita dengan dallih “saya kan pemimpin kamu, kamu harus toat kepada saya titik”
Wahai saudaraku, pada intinya itu adalah hak engkau sebagai laki-laki/suami. Namun janganlah lupa bahwa wanita/isteri mu memiliki hak yang sama dan yang wajib harus engkau penuhi.
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Kewajiban Suami Kepada Isteri
Maka setidaknya poin-poin yang akan saya perkuat disini ialah haknya seorang isteri/wanita kepada suami/laki-laki yang jangan engkau sia-siakan.
- Dimpimpin dengan adil
اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ
“berlakulah adil karena hal itu lebih dekat pada ketakwaan”
QS. Almaidah : 8
Adil disini ialah dia betul-betul dapat memberlakukan isterinya dengan adil. Jika isteri benar maka dia dukung dan dia puji dan jika salah maka diingatkan dan nasehati dengan baik. Terlebih dalam membimbing seorang isteri haruslah sesuai dengan petunjuk Allah rosul bukan berdasarkan hawa nafsu. Sebabnya kita memahamkan ilmu agama terlebih dahulu sebelum jadi pemimpin itu hal niscaya yang harus dikerjakan. Sebagaimana perkataan sohabat Umar ibn Khatab :
تَفَقَّهُوا قَبْلَ أَنْ تُسَوَّدُوا
“Fahamkanlah dirimu terlebih dahulu (terhadap ilmu agama) sebelum engkau dijadikan pemimpin”
Dalam sabdanya Rosulullah bersabda :
اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ ، وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلَاهُ ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ ، فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ
Nasihatlah yang baik kepada wanita, karena wanita diciptakan dari rulang rusuk. Dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian paling atas. Jika kalian luruskan dengan keras (serta merta), akan patah. Sebaliknya, jika kalian biarkan akan selalu bengkok. Karena itu, jangalah henti-henti menasehati yang baik kepada wanita.
QS. Bukhori
Selanjutnya, ketika mereka sudah menuruti apa isi nasehat mu dengan baik maka kalian janganlah mencari-cari/mengungkit-ungkit kesalahanya yang lalu
فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا…
“Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya (dengan mengungkit-ungkit lagi)”
QS. Annisa : 34
Diberikan kasih sayang dan perhatian
وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا…
Suami dan isteri adalah dua insan yang saling membutuhkan, maka sudah seharusnya masing-masing harus memberikan ketentraman dan kenyamana antara satu sama lain. Mewujudkan suasana yang romantis dan harmonis antara keduanya harus terwujud.
2. Rofiq
Maknanya rofiq ialah kasih saying, welas asih, bias menyayangi dan mengayomi. sebagaimana yang dicontohkan rosulullah ﷺ yang diceritakan oleh Aisyah
دخلتِ الحبشةُ المسجدَ يلعبون في المسجدِ، فقال: يا حُمَيْراءُ، أُتُحِبِّين أن تنظري إليهم ؟ فقلتُ: نعم. فقام بالبابِ، وجئته فوضَعَتُ ذَقَنِي على عاتَقِه، وأَسْنَدْتُ وجهي إلى خَدِّه،
“Suatu saat masuklah para orang orang habsyi mereka bermain-main (memeragakan atraksi perang) di dalam Masjid lalu Nabi bersabda : ‘wahai khumairo(wanita yang merona pipinya) apakah kamu senang jika melihat mereka?’ Aku menjawb : ‘iya’ lalu Nabi berdiri di depan pintu Masjid lalu akupun menaruh daguku di pundak Nabi dan menyandarkan pipiku pada pipinya Nabi
HR. Nassai
Sungguh bias kita lihat bagaimana Rosul menyayangi isterinya dengan membangun suasana yang syahdu dan romantic. Seringlah puji mereka janganlah kau hina kekurangan mereka sebab Nabi kita telah bersabda :
لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
“Janganlah seorang mukmin (Orang Iman laki-laki) membenci seorang mukminah (orang Iman perempuan). Jika ia tidak suka satu tabiat/perangainya maka (bisa jadi) ia ridha (senang) dengan tabiat/perangainya yang lain.”
HR. Muslim
Jangan pernah sekali-kali menyakiti wanita baik dalam bentuk fisik maupun psikis ingatlah sabda Nabi:
عَنْ جَابِرٌ قَالَ نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَنِ الضَّرْبِ فِي الْوَجْهِ وَعَنِ الْوَسْمِ فِي الْوَجْهِ
Dari Jabir, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam melarang memukul di wajah dan memberi tanda (dengan menggores) di wajah”
HR. Muslim
لاَ يَجْلِدْ أَحَدُكُمُ امْرَأَتَهُ جَلْدَ الْعَبْدِ ثُمَّ يُجَامِعُهَا فِي آخِرِ الْيَوْمِ
“Janganlah salah seorang dari kalian mencambuk (memukul) istrinya sebagaimana mencambuk (memukul) seorang budak lantas ia menjimaknya di akhir hari”
HR. Bukhori
3. Aris dan Bijaksana
Maksudnya dalam memberlakukan wanita atau isteri haruslah dengan sikap aris dan bijaksana tidak terburu-buru, tidak nuruti emosi dan hawa nafsu. Sebab sesuatu yang dimulai dengan hawa nafsu dan emosi pasti akan berakhir dengan penyesalan.
Sebagaimana kisah yang dicontohkan Rosulullah ﷺ seperti yang kita ketahui bahwa beliau memiliki beberapa isteri namun, dalam menghadapi semuanya selalu ditangani dengan baik dan penuh sabar. Simaklah kisah hadis berikut
حَدَّثَنَا أَنَسٌ قَالَ:” كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ إِحْدَى أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ ، فَأَرْسَلَتْ أُخْرَى بِقَصْعَةٍ فِيهَا طَعَامٌ ، فَضَرَبَتْ يَدَ الرَّسُولِ ، فَسَقَطَتِ الْقَصْعَةُ ، فَانْكَسَرَتْ ، فَأَخَذَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْكِسْرَتَيْنِ فَضَمَّ إِحْدَاهُمَا إِلَى الْأُخْرَى ، فَجَعَلَ يَجْمَعُ فِيهَا الطَّعَامَ ، وَيَقُولُ: غَارَتْ أُمُّكُمْ كُلُوا فَأَكَلُوا ، فَأَمْسَكَ حَتَّى جَاءَتْ بِقَصْعَتِهَا الَّتِي فِي بَيْتِهَا ، فَدَفَعَ الْقَصْعَةَ الصَّحِيحَةَ إِلَى الرَّسُولِ ، وَتَرَكَ الْمَكْسُورَةَ فِي بَيْتِ الَّتِي كَسَرَتْهَا
Anas bin Malik telah bercerita kepada kami bahwa suatu hari Nabi sedang di rumah salah satu isterinya (Ummul mukmin) lalu salah seorang isteri yang lain mengirim makanan, tiba-tiba isteri Nabi ini memukul tanganya sehingga piring tersebut jatuh dan pecah. Lalu Nabi mengais pecahan pirng tersebut dan mengambil makanan yang jatuh tersebut (karena berupa roti). Lalu Nabi bersabda ‘Ibu kalian cemburu, ayo silahkan dimakan’ lalu isteri Nabi tadi yang memecahkan piring datang dan mengganti dengan piring yang baru (ngijoli) lalu pirin yang utuh tadi dikasih kepda utusan yang membawa makanan tadi dan piring yang pecah Nabi simpan di rumahnya
HR. Nasaai
Dapat dilihat sikap aris dan tidak terburu-burunya Nabi dalam mengahadapai permasalah dalam rumah tangga. Sebab, dalm mengarungi bahtera rumah tangga, pasti akan menjumpai banyak masalah maka diperlukan sosok suami yang memiliki kematangan dalam emosi serta dapat memimpin dengan penuh sikap aris dan bijaksana.
4. Menafkahi secara lahir
Menarikna poin ini memang sengaja saya letakan di akir, mengingat kewajiban ini sudah merupakan kewajiban mutlak yang harus dipenuhi suami sebagai peramut para isteri. Akan menjadi hal yang sia-sia bila isteri hanya dinafkahi secara lahir namun batinya tersiksa, sebab itulah 3 poin seputar nafkah batin baiknya diprioritaskan sebelum ihwal nafkah lahir.
Allah berfirman
وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا “…
Dan kewajiban ayah/suami menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya.”
QS: Albaqoroh : 233
ولهنَّ عليكم رِزقُهنَّ وكِسوتُ
dan menjadi haq kalian isteri menjadi kewajiban suami adalah memberi mereka rizeki (makanan) dan pakaian dengan baik
HR.Muslim
عن معاوية بن حيدة القشيري أتيت رسولَ اللهِ ﷺ، قال: فقُلتُ: ما تقولُ في نسائِنا؟ قال: أطعِمُوهن ممّا تأكلونَ، واكسوهنَّ ممّا تكتَسُونَ، ولا تَضرِبوهنَّ ولا تُقَبِّحوهنَّ
dari Muwaiyah bin Haidah Alqusairi dia datang kepada Rosulullah dan berkata : apa yang akan engkau perintah dalam perkara isteri-isteri kami? Rosulullah menjawab : yaitu engkau memberi mereka makan ketika engkau makan, berilah mereka pakaian sebagaiamana engkau berpakaian, dan janganlah kalian memukul dan menganiaya mereka
HR. Abu Daud
Bahkan jika suami itu lalai akan kewajibannya maka dihukumi dosa berdasarkan sabda Rosulullah
كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوْتُ.
“Cukuplah seseorang dikatakan berdosa jika ia menyia-nyiakan orang yang wajib ia beri makan (nafkah).”
HR. Abu Daud
Penutup
Pada akhirnya wanita ialah rahmat dari Allah yang Allah berikah kepada laki-laki maka syukurilah rahmat dari Allah itu dengan penuh kasih sayang dan penuh tanggung jawab dalam menjalankanya. Yakinilah bahwa mereka adalah amanah yang Allah berikan kepada Anda dan kelak semmua akan diminta pertangggung jawaban oleh Allah. Maka ikhlaslah dalam mengemban amanah dari Allah ini agar kelak dapat memetik manis hasilnya di dunia dan akhirat.
أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin dan kelak akan ditanya tenntag yang dipimpin”
HR. Muslim
Alhamdulillahi Jazza Kumullahu Khoiro
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
[1] Sebetulnya saya tidak menyarankan Anda membaca buku tersebut jika Anda belum memiliki pemahaman ilmu agama yang kuat, dikarenakan buku tersebut berisi sajian pandangan feminisme yang terlalu liberal dan provokatif.