√ Akhlaq Orang Iman - Cak Akbar

Akhlaq Orang Iman

Daftar Isi [Tampil]

     



    اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

    Sebagai seorang Mukimn/orang iman tentunya cerminan keseharian kita tercermin dalam baiknya akhlaq kita. Bahkan karakter terbaik hamba Allah yang beriman setelah memiliki ilmu dan faham akan ilmunya (alim faqih) dan memiliki keterampilan untuk menunjang kebutuhan hidupnya (mandiri) adalah dengan memiliki akhlaq yang baik (akhlaqul karimah). Bahkan di antara salah satu misi yang diemban Rosulullah adalah menyempurnakan akhlaqnya manusia,

    إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ

    “Sesungguhnya aku hanyalah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang luhur.” 
    (HR. Ahmad)

    Selain itu ada banyak sekali keutamaan menjadi orang Iman yang memiliki akhlaq dalam tinjuan sabda Rosulullah 

    إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا

    “Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian.” 
    (HR. Tirmidzi)

    إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ

    “Sesungguhnya seorang mukmin bisa meraih derajat orang yang rajin berpuasa dan shalat dengan sebab akhlaknya yang luhur.” 
    (HR. Abu Daud)

    أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

    “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” 
    (HR. Tirmidzi)

    Selanjutnya, dalam mendefinisikan apa itu akhlaq sendiri akan ada banyak sekali definisi tentangya. Memang secara spesifik Rosulullah ﷺ tidak pernah menjelaskan tentang definisi daripada akhlaq/akhlaqul karimah. Namun secara hemat penulis, akhlaq itu sendiri adalah cara manusia dalam menjalin hubungan kepada Allah sang kholiq/hablum mina Allah dan makhluk Allah/hablum mina annas/hablum minna al-Makhluq. Dalam menjalin hubungan itu adakalanya bersifat buruk (suul akhlaq) ada yang bersifat mulia/baik (akhlqul karimah). Tentu yang diharapkan Allah dan Rosul-NYA ialah kita dapat menjalin hubungan baik dengan Allah dan manusia dengan akhlaq yang mulia/akhlqul karimah

    Memiliki akhlaq yang buruk jelas menjadi celaan/aib, baik di sisi Allah maupun di sisi manusia. Selain itu Rosulullah juga mengancam manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah adalah manusia yang ditinggalkan orang lain karena keburukannya (baik perbuatan ataupun ucapan)

    إنَّ شَرَّ النَّاسِ عِنْدَ اللَّهِ مَنْزِلَةً يَومَ القِيَامَةِ مَن تَرَكَهُ النَّاسُ اتِّقَاءَ شَرِّهِ

    "Sesungguhnya paring jeleknya kedudukan manusia di sisi Allah pada hari qiamat adalah orang yang ditinggalkan orang lain, karena orang lain takut akan keburukannya"
    HR. Bukhori

    Maka, setidaknya ada beberapa untaian hikmah yang bisa kita ambil dari hadist di bawah ini. Dimana Rosulullah menjabarkan ihwal beberapa watak/akhlaq orang Iman yang sekiranya menjadi renungan bagi kita. Apakah kita sudah sesuai dengan hal itu? apakah setidaknya ada satu sifat yang kita ada di dalamnya? apakah justru semua itu ada dalam diri kita? berikut kami jabarkan

    Rosulullah bersabda :

    Sesungguhnya akkhlaq atau wataknya orang iman adalah :

    1. Agamanya kuat

    2. Tegas tetapi tetap lembut (bijaksana)

    3. Keimanannya selalu mantap/kokoh

    4. Selalu merasa kurang akan ilmu (pengetahuan)/semangat dalam mencari ilmu

    5. Dalam keadaan berkecukupan merasa kuatir apabila melanggar dan menentang Alloh

    6. Bijaksana dalam ilmu yang dimilikinya, merasa kuatir tentang amal yang dikerjakan belum sesuai dengan ilmu yang dimilikinya

    7. Berpenampilan bersahaja (samadya/sederhana) walaupun dalam keadaan berkecukupan (kaya)

    8. Tetap berhias yang baik meskipun dalam keadaan melarat, namun tidak menunjukkan kekurangan hartanya

    9. Merasa berdosa dari sifat serakah

    10. Bekerja yang halal/mencari hasil kerja yang halal

    11. Membiasakan perbuatan baik

    12. Trengginas/cekatan dan pemberani dalam menetapi kebenaran

    13. Mencegah perbuatan dan niat jelek (syahwat)

    14. Sayang kepada orang miskin

    15. Dalam keadaan dimarahi/tertekan tidak sampai melakukan pelanggaran (tidak menjadikan kondisi mentalnya yang sedang stree/depresi untuk melakukan altertanif pelanggaran seperti : nakoba, mabuk-mabukan, dan yang sejenisnya)

    16. Dalam keadaan disenangi/dipuji tidak terlena melakukan perbuatan dosa (menjadi angkuh, merasa pol dewe, dan meremehkan orang lain)

    17. Tidak menyia-nyiakan terhadap titipan (amanat)

    18. Tidak dengki (membenci)

    19. Tidak nyacat (mencela)

    20. Tidak melaknat

    21. Berani mengakui kesalahan walaupun tidak ada yang menyaksikan

    22. Tidak memberikan julukan yang jelek

    23. Sholatnya khusyu’

    24. Cepat-cepat (senang) menunaikan zakat (mengerjakan kebaikan lainnya)

    25. Tetap tenang dalam menghadapi gegeran (cobaan)/tidak grusa-grusu

    26. Bersyukur dalam waktu luang/longgar

    27. Menerima ing pandhum (Menerima dan bersyukur terhadap pemberian Alloh)

    28. Tidak mengambil alih (menghaki/nyrobot) pada yang bukan miliknya

    29. Tidak mengumpulkan marah (dendam kesumat)

    30. Tidak dikalahkan oleh sifat pelit

    31. Selalu berusaha untuk melakukan kebaikan

    32. Dalam pergaulan tidak sampai melakukan pelanggaran (bisa tetap bergaul dengan baik kepada manusia)

    33. Berbicara menyesuaikan dengan lawan bicara (bisa papan, empan, dan adepan)

    34. Dalam keadaan dianiaya dan didurhakai tetap sabar (tidak mudah membalas)

     

    Lampiran dalam hadist riwayat Hakim

     

    إِنَّ مِنْ أخلاقِ المؤمنِ قوةً في دينٍ، وحزمًا في لينٍ، وإيمانًا في يقينٍ، وحرصًا في علْمٍ، وشفَقَةً في مِقَةٍ، وحلمًا في عِلْمٍ، وقصدًا في غنًى، وتَجَمُّلًا في فاقَةٍ، وتحرُّجًا عن طَمَعٍ، وكسبًا في حلالٍ، وبِرًّا في استقامَةٍ، ونشاطًا في هُدًى، ونَهيًا عن شهوةٍ، ورحمةً للمجهودِ، وإِنَّ المؤمِنَ مِنْ عبادِ اللهِ لا يَحيفُ على مَنْ يُبْغِضُ، ولا يأثَمُ فيمَنْ يُحِبُّ، ولا يَضِيعُ ما استُودِعَ، ولا يَحسُدُ، ولا يَطْعنُ، ولا يَلْعَنُ، ويعترِفُ بالحقِّ؛ وإِنْ لم يُشْهَدْ عليْهِ، ولا يَتَنابَزْ بالألقابِ، في الصلاةِ مُتَخَشِّعًا، إلى الزكاةِ مسرِعًا، في الزلازِلِ وقورًا، في الرخاءِ شَكُورًا، قانِعًا بالذي له، لا يَدَّعِي ما ليس لَهُ، ولا يَجْمَعُ في الغيظِ، ولا يَغْلِبُهُ الشُّحُّ عنْ معروفٍ يُريدُهُ، يخالِطُ الناسَ كَيْ يعلَمُ، ويناطِقُ الناسَ كَيْ يَفْهَمُ، وإِنْ ظُلِمَ وبُغِيَ عليْهِ صبرَ، حتى يكونَ الرحمنُ هو الذي ينتصِرُ لَهُ  


    Maka sebagai hamba Allah yang beriman, mari kita intrsopeksi terhadap diri kita apakah kita sudah menjadi hambanya Allah yang memiliki akhlaq yang baik? Perbanyaklah berdo'a dan meminta kepada-NYA sebab Allah memberikan akhlaq kepada hambanya sebagaimana Allah memberikan Rizki-NYA (ada yang diberikan banyak, ada yang diberikan sedikit) Rosulullah bersabda 

    إنَّ الله تعالى قَسَمَ بينكم أخلاقكم، كما قسم بينكم أرزاقكم

    Sesungguhnya Allah Ta’ala membagi akhlak (yang terpuji) kepada kalian, sebagaimana Allah membagi rezeki kepada kalian” 
    (H.R Bukhari)

    Mari, nggayuh marang kasampurnan bersama menuju kekesempurnaan menjadi hamba Allah yang lebih baik dari hari ke harinya.

    Semoga ada manfaat dan barokahnya

    Alhamdulillahi Jazza Kumullahu Khoiro


    اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ


    Yogyakarta, 21 Juli 2022

    KataCakAkbar

    Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

    Hai

    Klik Kontak Whatsapp Di Bawah Ini Untuk Mulai Mengobrol

    Pemilik Cak Akbar
    +6282136116115
    Call us to +6282136116115 from 0:00hs a 24:00hs
    Hai, ada yang bisa saya bantu?
    ×
    Tanya Kami